Halo semua, apa kabar?
Aku mau lanjutin blog aku yang sebelumnya On Vacation to Bromo Malang Part 1 . Setelah diantar oleh driver Jeep sampai ke KFC Malang lagi, aku gak langsung balik ke hotel. Tapi langsung chao ke daerah Batu. Gila, ya padahal uda bau keringat dan rambut penuh pasir. Touch up touch up dikit di WC dan aku langsung order Grabcar ke Museum Angkut.
BTW, pas aku di Malang, Uber mobil & Grab car lagi panas banget sama angkutan konvensional di sana. Jadi susah banget cari Uber dan Grab padahal udah lumayan lama lho, dua angkutan online ini masuk Malang. Giliran dapet pun, salah satu dari penumpang disuruh duduk di depan, nemenin driver. Biar gak keliatan kalau itu Uber atau Grab. Ada juga yang menyiasati dengan bertukar mobil dengan driver lain, karena katanya suka banyak tukang angkot atau ojek yang pura-pura pesan Uber atau Grab. Terus pas Uber atau Grab-nya dateng, drivernya digebukin rame-rame. Kasian banget, ya. Tapi, taktik bertukar mobil itu agak bikin aku insecure juga sih, karena pas pulang dari Batu menuju hotel, driver Uber yang aku dapatkan bilang kalau dia pake taktik itu. Plat dan jenis mobil di aplikasi aku sama mobil yang dateng kan beda dong. Takut aja disalahgunakan pihak lain, dsb. Semoga deh angkutan konvensional di Malang sekarang sudah bisa menerima keberadaan Grab dan Uber. Biar lebih nyaman, karena buat wisatawan kayak aku yang awam banget sama Malang, sangat mengandalkan Uber dan Grab buat ke mana-mana.
Lanjut, jadi aku naik Grab ke Museum Angkut, lumayan jauh, tapi gak jauh-jauh banget. Sekitar pk. 16.00 aku sudah sampai di Museum Angkut. Harga tiket masuk Museum Angkut Rp70.000,00 per orang dewasa, kalau bawa kamera profesional dikenakan charge Rp30.000,00. Awalnya kami mau curi-curi tidak bayar charge kamera profesional, dengan alasan tidak membawanya tapi pas di lokasi akan kami keluarkan. Tetapi melihat di ruangan pertama masuk penjagaannya cukup ketat, jadi akhirnya kami membayar charge kamera profesional. Aku sendiri tidak tahu mengenai hukuman apabila ada yang diam-diam mengeluarkan kamera profesional tanpa membayar charge di awal dan ketahuan petugas.
Di ruangan pertama setelah kami membayar tiket masuk, terdapat ruangan khusus mobil antik, kereta kuda antik, intinya mengenai sejarah angkutan darat di dunia.
Bersama mobil mewah antik zaman dulu
Aku dan kereta kuda zaman dulu
Kereta kuda yang lain
Lalu naik ke lantai dua mulai terdapat miniatur angkutan laut dan udara.
Kapal legendaris, tapi aku lupa namanya
Titanic
Detilnya complicated banget ya
BTW sebenarnya Museum Angkut ini kayak labirin, jadi kami seolah-olah dibawa keliling oleh arsitektur ruangan tersebut. Selayaknya IKEA kalau kamu pernah ke sana.
Setelah melihat-lihat sejarah angkutan laut dan udara, kami masuk ke area outdoor yang di setting ala ala pecinan. Di sana ada beberapa arsitektur khas China. Tetap ada angkutannya juga, angkutan nelayan pada saat membawa banyak ikan, gerobak, dsb.
Konsepnya china town gitu.
Aku dan ikan
Typical orang Indonesia banget ya, naik sepeda tapi bawaannya banyak banget.
Selanjutnya kami masuk ke ruangan indoor lagi, di situ dipamerkan lebih banyak angkutan barang besar seperti gerobak, truk, dsb. Ada juga beberapa motor, mobil antik, dan pernak-pernik mobil seperti ban di sana. Oh ya, sebelum aku lupa, sebagian besar angkutan yang dipamerkan di sana tidak boleh disentuh lho. Jadi buat kamu yang berkunjung ke sana, taati aturan ini ya, biar pengunjung selanjutnya masih bisa menikmati pemandangan angkutan yang bagus.
Sejenis Fiar gitu ya
Kumpulan Sepeda dan Ban
Bannya Gede Banget!
Truck On Frame
Selepas dari ruangan indoor ini, kami diarahkan ke lokasi outdoor yang disetting ala ala Broadway. Ada mini teater yang menayangkan episode film Charlie Caplin, ada beberapa lukisan dan miniatur artis Holywood yang legendaris seperti Audrey Hepburn, ada juga beberapa icon perfilman Holywood. Settingannya instagramable banget, pas kalo kamu suka foto-foto. Sepanjang jalan outdoor ini juga banyak toko yang menjual oleh-oleh, makanan, minuman, dan es krim.
Salah satu spot yang memajang foto Audrey Hepburn
Teater ala ala Broadway
Mungkin film yang ditayangkan kurang jelas, tetapi teater sedang menayangkan film Charlie Caplin
Salah satu spot yang instagramable
Sebenarnya aku sangat membatasi waktu jalan-jalan di Museum Angkut, karena kami mau lanjut ke Batu Night Spectacular maksimal pk. 19.00. Jadi setelah melewati daerah Broadway tadi, kami agak buru-buru untuk segera menyelesaikan perjalanan di Museum Angkut. Tapi sayang banget sih kami buru-buru, karena setelah melewati daerah outdoor Broadway, kami mulai ke lokasi indoor lagi dan settingan indoor--nya pun bagus banget. Ada wilayah yang dibuat seperti di Inggris, Prancis, Belanda, dsb. Sayang, aku tidak terlalu menikmati wilayah indoor di sini.
Settingan ala Las Vegaz
Ini lokasi outdoor tapi aku lupa bertema apa
Setting ala Inggris
Aku di Setting ala Inggris
Outdoor sebelum masuk ke area Inggris
Pintu masuk ke area Jerman
Akhirnya, kami berhasil keluar dari Museum Angkut setelah melewati beberapa settingan tema-tema indoor tadi. Di luar Museum Angkut, terdapat floating market yang menjual makanan, snack, dan oleh-oleh. Aku hanya melewati beberapa toko saja dan membeli pempek juga lidi-lidian sebagai snack. Kami pun memesan taksi untuk melanjutkan perjalanan ke BNS. Kenapa tidak pesan Uber atau Grab? Karena sepi banget, di aplikasi tidak ada tanda-tanda ada mobil di sekitar situ. Taksinya lumayan mahal karena ada tarif minimal sebesar Rp30.000,00. Jadi meskipun Museum Angkut dan BNS dekat, kami pun membayar cukup mahal.
Akhirnya sampai juga di BNS atau Batu Night Spectacular. BNS ini sejenis pasar malam, jadi ada berbagai wahana yang asik juga menantang adrenalin, ada juga taman lampion, food court, dan area yang menjual oleh-oleh khas Batu Malang. Untuk wahananya sebagian besar outdoor, ada juga rumah hantu, dll. yang indoor. Namanya Batu Night, karena BNS hanya buka di malam hari pk. 15.00 s.d. 23.00/24.00. Untuk tiket masuknya, Senin-Kamis sebesar IDR 30.000, sedangkan Jumat-Minggu IDR 40.000. Ini tiket masuk saja ya belum termasuk untuk main wahana-wahana. Harga untuk main per wahananya sekitar IDR 5.000 - IDR 40.000 kalau aku gak salah. Ada juga tiket terusan, jadi kamu bisa masuk dan main semua wahana. Harga tiket terusan sebesar IDR 100.000. Kalau kamu tujuan ke BNS untuk main better pilih tiket terusan ini. Pas ke sana, aku cuma pengen jalan-jalan saja jadi aku tidak beli tiket terusan.
Di BNS, aku ke taman lampion. Ini termasuk salah satu trademark dari BNS. Berbagai ornamen dan bentuk di taman ini dibuat dari lampion. Kalau untuk jalan-jalan dan foto-foto saja oke sih. Tapi bagi kamu yang tipe adventurous dan tidak suka foto, pasti akan bosan di taman lampion.
Di Taman Lampion, ada yang berbentuk kereta Cinderella
Masih di Taman Lampion, ada banyak lampu-lampunya juga, bagus untuk foto-foto
Ada lampion yang berbentuk ikan
Iseng main ontang anting di sini.
Selanjutnya aku mampir ke area tempat makanan. Untuk menuju area makan, kami harus melewati area yang menjual oleh-oleh. Tempat oleh-olehnya kurang lebih mirip dengan floating market di Museum Angkut. Tapi tidak floating tentunya. Area makannya mempunyai sistem kartu seperti food court di sebagian besar mal di Jakarta & Tangerang. Tapi honestly aku kurang suka semua rasa makanannya. Ini kali kedua aku ke BNS dan mencoba beberapa kios makanan, rasanya kurang cocok di lidah aku. Kayak yang masak tuh gak niat masak gitu. Yang spesial di area makanan ini adalah ada pertunjukan air mancur menari yang sudah dijadwalkan pada jam tertentu. Pertunjukannya lumayan apik dan cukup menarik.
Setelah menonton acara air mancur menari, jadwalku adalah kembali ke hotel untuk istirahat. Oh ya, di seberang BNS, ada cabang Rumah Sosis Bandung. Sayangnya aku pulang terlalu malam, jadi Rumah Sosisnya sudah tutup deh. Aku pulang naik Grab lagi ke Hotel Grage, tidak terlalu mahal seingatku, karena memang tidak begitu jauh dan tidak macet.
Daan, keesokan harinya, aku hanya istirahat di hotel, sembari bersiap-siap packing pulang.
Berakhir juga liburan aku di Malang, Bromo, dan Batu. Semoga cerita aku bisa menginspirasi kalian yang mau jalan-jalan ke daerah sana ya.
See you on another post :)
With love,
Novia
On Vacation to Bromo Malang Part 2
by
Bernadetta Novia
on
October 18, 2017
Halo semua, apa kabar? Aku mau lanjutin blog aku yang sebelumnya On Vacation to Bromo Malang Part 1 . Setelah diantar oleh driver Jeep...