Hai semua. Pasti ada beberapa di antara kalian yang di awal tahun 2018 mendengar beberapa review dari MUA atau beauty expert mengenai turunnya lip matte yang dry dan tergantikan dengan glossy lipstick. Nah, menurut kalian sendiri kira-kira beneran gak sih prediksi mereka?

Well, aku sendiri termasuk orang yang setuju, karena setelah dua atau tiga tahun belakangan rutin menggunakan lip matte, aku merasa agak bosan. Akhir-akhir ini aku malah lebih sering melapisi lagi lip matte yang ada di bibirku dengan lip gloss agar terlihat lebih shiny.

Nah, selain itu, beberapa brand seolah-olah merealisasikan prediksinya para MUA dan beauty expert tersebut dengan meluncurkan glossy lipstick ala ala lipstick zaman dulu gitu, salah satunya adalah Revlon. Yes, brand internasional ini justru sudah meluncurkan beberapa lipstick glossy / no matte-nya di luar negeri lebih dulu dibandingkan di Indonesia. Di Indonesia sendiri kalau gak salah Revlon meluncurkan salah satu glossy lipstick-nya bernama Revlon Ultra HD Gel Lip Color pada Maret 2018 kemarin.

Revlon Ultra HD Gel Lipcolor (source: Instagram Revlon)

Lipstick glossy dengan packaging yang kekinian inilah yang cukup membuatku laper mata karena penasaran juga. Well, kalau throwback ke masa lalu, lipstik Revlon ini merupakan salah satu lipstick pertama yang pernah kucoba, yang sampai saat ini sepertinya masih menjadi andalan go to lipstick-nya mama dan kakak perempuanku. Yes, it has quality. Akhirnya aku pun beli lipstick ini di salah satu counter-nya Revlon dengan harga IDR 129.000. And guess what, ketika aku beli, semua lipstick Revlon yang matte lagi diskon. Cuma ini aja dan lipstick lama Revlon yang warna putih kalau ga salah (yang buat pelembab) yang gak diskon. Wah kayaknya Revlon sedang berusaha 'memangkas' stock lip matte-nya sebelum trend lip matte benar-benar turun di pasaran.

Kalau di internasional, seri Revlon Ultra HD Gel Lipcolor ini punya banyak shade, tetapi yang masuk di Indonesia hanya 9 shade saja. Warnanya cantik-cantik banget, sempat membuat aku bingung mau beli yang mana (kalau beli semua nanti bokek, haha). Akhirnya aku memilih shade Vineyard yang agak ke-pink tua-an.

Shade Revlon Ultra HD Gel Lipcolor yang masuk ke Indonesia (source: Instagram Revlon)

Shade Vineyard yang aku beli (source: website Revlon)

Jadi, lipstick ini diklaim mengandung Hyaluronic Acid, yang bermanfaat untuk melembabkan, so buat kamu yang pinya masalah bibir kering, ini bisa sekaligus menjadi lip care untuk kamu. Ketika berkonsultasi dengan BA di counter, dia bilang kalau lipstick ini tahan lama, meskipun aku pesimis karena lipstick glossy pasti gampang banget ilang dan transfer. Selain itu BA juga bilang kalau lipstick ini memiliki tekstur lembut banget jadi jangan sampai kena panas langsung dan dalam waktu yang lama karena bisa meleleh.

Ketika aku coba, feeling-nya bikin nostalgia sama lipstick zaman dulu. Lembut dan lembab banget, pastinya pigmented juga. Meskipun lipstick ini coverage-nya gak sekuat lip matte, tapi bisa menutupi warna bibir sampai 80%-an. Lipstick ini transfer dengan mudahnya, tetapi kalau kamu sama sekali gak makan, gak minum, gak gigit-gigit bibir, lipstick ini surely tahan dengan sempurna di bibir kamu. Kalau kamu minum dengan mudahnya bibir ini akan transfer di gelas, sedotan, dan mulut botol kamu. Begitu pula kalau makan, gak diragukan lagi langsung hilang apalagi kalau makan berat.

Yang aku kurang suka adalah dari segi packaging-nya. Jadi lipstick ini memang lipstick yang ujungnya terlihat di permukaan (meski kita sudah putar sampai mentok ke bawah), dan kalau mau tutup harus hati-hati atau tutup lipstick-nya bisa membekasi permukaan lipstick atasnya. Kalau sudah melukai teksturnya jadi kurang bagus dan kurang enak kalau digunakan di bibir. Jadi harus hati-hati banget nutupnya, kecuali lipstick-nya sudah berkurang ya.

Jadi kesimpulannya dari lipstick ini adalah

Kelebihan: inovasi lipstick glossy yang oke dan bikin nostalgia, warnanya bagus-bagus, melembabkan banget, cocok buat yang punya masalah bibir kering, packaging-nya cakep (langsing dan bisa dibawa ke mana-mana buat touch up).

Kekurangannya: packaging tutupnya yang bisa melukai permukaan lipstick, transfer, tidak tahan lama.

Aku pribadi suka dengan lipstick ini. Ya, kekurangannya yang transfer dan tidak tahan lama itu sebenarnya dosa lipstick glossy yang umum banget sih, jadi aku sendiri no problem.

Nah, buat kalian yang mau lihat lebih lengkap mengenai review lipstick Revlon Ultra HD Gel Lip Color ini, kalian bisa nonton videoku di Youtube ya.


Thank you buat kalian yang sudah sempatkan waktu untuk membaca dan menonton videoku. Sampai bertemu di kesempatan berikutnya.

With love,

Novia.
Hai semua, gimana kabarnya?

Di postingan blog aku kali ini aku mau share mengenai salah satu eyeliner baru yang ada di pasaran, yaitu Silky Girl Perfect Sharp Matte Eyeliner. Ini adalah eyeliner spidol baru keluarannya Silky Girl, kalau sebelumnya Silky Girl hanya merilis eyeliner gel, eyeliner pencil, dan liquid eyeliner saja.

Aku beli eyeliner ini di Lazada, karena ketika awal release, sulit sekali mencarinya di outlet. Di Lazada sendiri ada 2 jenis eyeliner serupa, yang satu berwarna pink dan satunya lagi yang warna kuning. Aku sendiri awalnya bingung apa perbedaannya, namun karena Silky Girl tampaknya mempromosikan eyeliner dengan tutup kuning di Instagram-nya, maka aku akhirnya memutuskan untuk membeli yang berwarna kuning. Setelah mencari beberapa informasi di internet, sepertinya eyeliner dengan tutup pink hasilnya lebih glossy, sedangkan yang kuning lebih matte. Aku juga sempat lihat bentuk pensilnya agak beda dan lebih tajam yang eyeliner dengan tutup kuning.

Klaim dari eyeliner ini yang ada di Instagram Silky Girl adalah hasilnya matte, smudgeproof, tahan lama, cepat kering setelah diaplikasikan, dan transferproof. Eyeliner ini juga fragrance free jadi aman buat kamu yang matanya sensitif.

Pas aku cobain emang sih kuasnya enak banget, gak kalah sama eyeliner-nya Maybelline yang harganya hampir 2x lipatnya. Btw, eyeliner Silky Girl ini harganya Rp52.000,00 aja lho. Kuasnya yang tipis dan tajam beneran enak banget buat bikin garis rapi di atas mata. Hasilnya juga langsung matte gitu dan kalau digosok-gosok pelan gak ilang ataupun smudge. Gila banget. Tetapi, yang agak unik adalah hasil finishing-nya. Kalau dirasakan, hasil finishing-nya agak powdery gitu. Setelah aku baca lagi di kemasannya, ternyata eyeliner ini mengandung karbon gitu, jadi hasilnya pun agak powdery karbon gitu. Hasilnya juga benar-benar hitam warna eyeliner-nya. Digunakan berjam-jam tidak transfer ke sekitarnya. Tetapi kalau bagian area mata kamu sudah agak berminyak, jangan digosok, ya. Karena bisa smudge, tetapi ini wajar banget sih menurutku.

Kesimpulannya dari Silky Girl Perfect Sharp Matte Eyeliner adalah
Kelebihannya adalah affordable banget, matte, black, gak transfer, tahan lama, dan gak smudge.
Kekurangannya adalah finishing-nya yang agak beda dengan eyeliner spidol lainnya tapi aku pribadi gak masalah dan kamu butuh eye make up remover yang lumayan andal buat bersihin eyeliner ini dari mata kamu.

Aku sendiri suka banget dengan eyeliner-nya Silky Girl ini, karena sesuai dengan ekspektasi aku banget yang biasa pakai eyeliner-nya Maybelline. Jadi buat kamu atau sahabat kamu yang lagi cari eyeliner baru bisa banget cobain eyeliner-nya Silky Girl yang ini. Kalau kalian mau lihat dengan lebih jelas lagi bentuk eyeliner-nya, pengaplikasiannya di kelopak mataku, yuk coba nonton video yang sudah kubuat di bawah ini.


Thank you for reading and watching. See you on my next post :)

With love,

Novia.


Hai semua, gimana kabarnya?

Di blog aku hari ini, aku mau review salah satu produknya Maybelline, yaitu Maybelline Super Cushion Ultra Cover. Ini adalah cushion terbarunya dari Maybelline yang mempunyai formula berbeda dari cushion yang sebelumnya.

Maybelline mengklaim cushion ini tahan lama di wajah namun tetap ringan. Kelebihan lainnya yang diklaim oleh Maybelline adalah super coverage - coverage seperti foundation,   super light - terasa ringan seperti bb cream, super long lasting- tahan lama hingga 14 jam, super protection - dengan SPF 50++. Selain itu Maybelline juga membuat #1supertap, yang mana kita hanya butuh 1 tap saja untuk meng-cover seluruh wajah. Wah kayaknya sih bagus banget, ya. Aku pun tertarik banget untuk mencoba cushion ini. Sayangnya Maybelline hanya merilis 2 shade saja di Indonesia, yaitu natural dan light. Aku agak kecewa sih, zaman sekarang kan harusnya banyak shade yang di-provide.

Selain itu aku mempunyai kekecewaan lain sebelum membeli cushion ini. Aku sempat berkonsultasi dengan Beauty Advisor (BA)-nya Maybelline ketika hendak mencoba cushion ini. Aku ke dua counter Maybelline di Tangerang, dan keduanya berkata bahwa cushion ini sama dengan cushion Maybelline yang sebelumnya, cuma beda packaging saja. Hal tersebut pun membuatku sempat mengurungkan niat untuk membeli cushion ini. Namun, setelah melihat beberapa review di internet, banyak yang bilang kalau formulanya berbeda. Aku jadi bertanya-tanya, kok BA-nya Maybelline seolah-olah malas menjelaskan mengenai cushion ini, ya? Kalau aku tidak cocok dengan cushion Maybelline yang sebelumnya dan hendak mencoba cushion terbarunya, kan jadi malas beli, karena seolah-olah menurut BA Maybelline, formulanya sama cuma packaging-nya aja yang beda. Selain itu, di kedua counter tersebut juga tidak menyediakan tester-nya. Jadi aku pun hanya menebak-nebak shade-nya, dan akhirnya aku pilih shade yang light, yang akhirnya warnanya agak keputihan. Aku juga memutuskan untuk membeli refill-nya saja, karena harganya jauh lebih murah sekitar Rp130.000,00-an dibandingkan dengan full size-nya Rp258.000,00-an.

Packaging-nya oke banget warna hitam dan berkesan elegan. Dan pas aku tap sekali di wajah, benar sih coverage-nya gak bercanda banget. Aku agak shock, mana shade-nya agak keputihan lagi. Aku tap dengan sponge bawaannya dan beneran high coverage banget. 1 tap bisa untuk setengah wajahku meski hasilnya bukan typical yang flawless dan menyatu dengan kulitku. Aku pun akhirnya tap ulang lagi dengan beauty blender. Akhirnya di sisi lain wajahku, aku menggunakan beauty blender untuk mengaplikasikan cushion ini. Aku sendiri lebih suka menggunakan beauty blender dibandingkan dengan sponge bawaan cushion.

Hasil cushion ini bukan typical yang matte, lebih seperti velvety matte gitu dan transfer. Nah, transfernya ini sih yang aku kurang suka. Jadi aku set lagi dengan bedak tabur agar lebih matte dan gak transfer.


Wajahku setelah menggunakan Maybelline Super Cushion Ultra Cover


Ketahanannya pun di wajahku yang berminyak cenderung biasa saja. Setelah 4-5 jam menggunakan cushion ini, minyak sudah bermunculan di wajahku dan membuat wajahku cakey. Padahal aku hanya melakukan aktivitas di dalam ruangan ber-ac saja. Aku pun akhirnya tap wajahku dengan tisu kering untuk mengurangi minyak yang ada. 3 jam kemudian, minyak di wajahku mulai bermunculan lagi, aku pun tap lagi wajahku dengan tisu kering. Jadi dalam 7-8 jam aku sudah tap wajahku dengan tisu sebanyak dua kali. Dan inilah wajahku setelah 10 jam menggunakan Maybelline Super Cushion Ultra Cover, minyaknya sudah terlihat lagi. Aku pun merasa cushion di wajahku sudah pudar 50-60% karena sudah aku tap 2x.

Wajahku setelah 10 jam menggunakan Maybelline Super Cushion Ultra Cover

Aku pun mencoba untuk tap minyak di wajahku dengan tisu kering lagi, kemudian aku hendak mencoba retouch dengan cushion tadi lagi. Aku mengaplikasikan cushion dengan beauty blender. So far hasilnya oke, seperti awal lagi. Jadi cushion ini meski tidak tahan lama, bisa di-retouch tanpa merusak tekstur cushion sebelumnya. Dan ini wajahku setelah di-retouch.

Wajahku setelah di-retouch

Jadi kesimpulannya dari Maybelline Super Cushion Ultra Cushion ini adalah
Kelebihannya adalah mudah ditemukan di mana-mana, cushion yang high coverage, bisa di-retouch.
Kekurangannya adalah kurang tahan lama di kulit berminyak, bukan typical yang matte, transfer, cakey setelah beberapa jam di kulitku yang berminyak, kurang menyatu dengan kulit.

Aku sendiri kurang suka dengan cushion-nya, bukan typical cushion yang akan aku gunakan sehari-hari. Tetapi mungkin untuk acara yang sebatas 3 jam seperti kondangan, dsb., aku bisa menggunakan cushion ini, dengan bantuan bedak tabur pastinya.

Buat kalian yang mau melihat review lebih jelas mengenai cushion ini, kalian bisa mampir di video youtube aku di sini ya.



Thank you buat kalian yang sudah meluangkan waktu untuk membaca blog aku. Sampai jumpa di blog aku yang selanjutnya.

With love,

Novia



Haloo semua, apa kabar?

Rollover Reaction Halolight Moonlit

Di postingan blog aku kali ini, aku mau review salah satu produk dari Rollover Reaction, yaitu Halolight Highlighter. Halolight Highlighter ini berupa highlighter stick yang teksturnya cukup creamy. Ada 3 shades, yaitu Moonlit yang agak champaign, Roseate Glow yang kemerahan, juga Sun Gleam yang kecokelatan. Cukup unik menurutku, karena jarang sekali ada highlighter yang berwarna kemerahan juga kecokelatan. Hal ini cukup menarik perhatianku, namun pilihanku jatuh pada shade Moonlit.

Kebetulan, aku juga sedang mencari highlighter untuk hidung, tulang pipi, cupid's bow, juga tulang alis. Sepertinya shade Moonlit yang paling cocok untuk memenuhi kebutuhanku tersebut. Harganya IDR 139.000, kalian bisa membelinya di website Rollover Reaction, www.rollover-reaction.com.

Ketika aku melihat fotonya di Instagram, aku pikir bentuknya agak besar, namun ternyata kecil, ukurannya hanya 3-4 gram saja. Tapi it's okay. Bentuknya selayaknya highlighter stick pada umumnya, yang bisa diputar dan nantinya highlighter-nya akan muncul di permukaan sehingga bisa digunakan. Kemasannya berwarna hitam dan berbahan plastik. Ada tulisan shade-nya di kemasan, namun tulisannya cepat pudar. Punyaku sudah sebulan dan tulisannya sudah agak memudar.

Teksturnya highlighter stick-nya halus banget dan kayak marble gitu. Ini dia swatch-nya. Pas di-swipe di tangan langsung terlihat highlight-nya, tetapi pas di-blend, highlight-nya jadi tidak terlalu kelihatan lagi.

Awalnya aku pikir hal tersebut tidak terjadi ketika aku swipe hightligher stick ini di wajah. Jujur aku mengekspektasikan highlighter yang terlihat namun tidak terlalu blinding banget. Ternyata pas aku swipe highlighter ini di wajahku, hasilnya tidak terlalu terlihat, apalagi setelah di-blend. Aku swipe beberapa kali baru terlihat. Hasilnya pun lebih ke natural glow yang menurutku kurang greget. Tetapi, seandainya kamu sedang mencari highlighter yang natural, Halolight ini bisa menjadi salah satu pilihan.

Swatch Halolight shade Moonlit sebelum di-blend

Swatch Halolight shade Moonlit setelah di-blend, jadi tidak kelihatan

Kelebihannya dari highlighter ini adalah meskipun berbentuk stick dan cenderung creamy, highlighter ini tidak merusak lapisan foundie yang sudah ada sebelumnya di wajahku. Selain itu, highlighter ini gampang banget di-blend. Bisa di-blend dengan kuas bisa juga dengan tangan. Tetapi kembali lagi setelah di-blend hasilnya kurang terlihat.

Kesimpulannya dari highlighter ini adalah
Kelebihan: mudah di-blend, tidak merusak lapisan foundie di wajah, mudah digunakan,
Kekurangan: hasilnya kurang terlihat, lebih ke super natural glowing banget.

Buat aku sendiri, aku kurang mengandalkan highlighter ini untuk aku gunakan sehari-hari. Tetapi daripada mubazir aku menggunakannya sebagai base highlighter powder.

Kembali lagi, make up adalah persoalan preferensi juga kondisi kulit masing-masing. Jadi kalau kamu punya pengalaman yang berbeda dengan aku ketika mencoba highlighter ini, feel free buat share komentarnya di bawah ya. Thank you sudah sempatin baca review aku di sini. Buat kalian yang pengen lebih tau lagi, kalian juga bisa nonton video review aku di sini ya.


See you on my next blog :)

With love,

Novia.