Bali Getaway

/ August 13, 2019
Hai! Bali merupakan salah satu destinasi wisata terbaik di Indonesia. Kali ini aku mau cerita mengenai wisata Bali yang terjangkau dan menyenangkan.

Jadi aku berangkat dari Jakarta hari Kamis malam, aku terbang dengan Airasia. Kebetulan dapat tiket yang cukup terjangkau dari Airasia, harganya sekitar IDR 1.550.000 pulang pergi, tetapi waktunya menjelang tengah malam. 

Sesampainya di Bali sekitar tengah malam. Aku yang pergi bersama temanku memutuskan untuk menginap di bandara untuk mengirit cost penginapan kami. Lagipula besok paginya kami sudah mengambil trip untuk ke Nusa Penida seharian. Sebelum memutuskan untuk menginap di bandara pada malam harinya, aku sudah browsing beberapa informasi di internet. Menurut beberapa cerita di internet, Bandara Ngurah Rai memang sering dijadikan tempat tidur sementara bagi para backpacker. Tempat yang biasa digunakan untuk tidur adalah Mushola. Tetapi entah mengapa aku tidak berhasil menemukan Mushola yang dimaksud. Sepanjang pencarian Mushola, aku justru melihat banyak orang yang tidur random di selasar bandara. Akhirnya aku dan temanku memutuskan mencari kursi yang nyaman setidaknya untuk kami tidur sampai esok hari. Sayangnya kami tidak bisa tidur dengan lelap di sana. Pada pk. 04.00 kami memutuskan untuk memanggil Go-Car dan menuju penginapan kami di dekat Sanur untuk menitipkan barang serta berganti baju di sana.

Matahari terbit yang artinya perjalananku ke Nusa Penida akan segera dimulai. Pk. 07.30, aku dan temanku berangkat ke Sanur. Sebelum ke area pelabuhan, kami berfoto-foto dulu di pantai Sanur. Pantai Sanur dulu merupakan salah satu pantai favorit di Bali. Di sini merupakan tempat yang tepat untuk kamu menikmati suasana sunrise. Tetapi pantainya agak kotor menurutku, dari pengalamanku justru lebih bersih dan indah Pantai Tanjung Lesung dibandingkan dengan Pantai Sanur.

Menikmati pemandangan Pantai Sanur

Sekitar pk. 08.30 kapal yang aku pesan untuk singgah di Nusa Penida akhirnya siap berangkat dari Sanur. Aku menggunakan speedboat umum bersama rombongan wisatawan lain. Perjalanan ke Nusa Penida sekitar 30 menit s.d. 1 jam. Sesampainya di Nusa Penida, aku dan temanku mencari mobil dan driver yang sudah kami booking sebelumnya. Hari ini kami akan menjelajahi Nusa Penida bagian barat. Perhentian pertama kami adalah pelabuhan Banjar Nyuh. Sebenarnya ini bukan destinasi wisata pada umumnya, melainkan salah satu pelabuhan untuk singgah di Nusa Penida. Namun, warna pasir yang putih bersih dan lautan yang berawarna biru jernih membuat aku dan temanku akhirnya turun untuk menikmati ombak-ombak kecil yang menerpa kaki kami.

Aku di Pelabuhan Banjar Nyuh

Selepas dari Pelabuhan Banjar Nyuh, kami dibawa menuju Crystal Bay. Jadi ini semacam hidden beach di Nusa penida. Berikut adalah fotonya.

Pemandangan Crystal Bay Nusa Penida


Aku di salah satu sisi Crystal Bay Nusa Penida

Pantainya cukup indah, jika kamu menginap di area Nusa Penida, bisa bersantai di pantai ini cukup lama, namun sayangnya aku hanya menghabiskan seharian di Nusa Penida, jadi aku melanjutkan perjalananku menuju Klingking Beach. Ini salah satu spot favorit di Nusa Penida Barat dan tak disangka di sini cukup ramai.

Pemandangan Klingking Beach

Pemandangan salah satu sisi lain Klingking Beach

Jadi Klingking Beach ini bukanlah pantai seperti Crystal Bay. Melainkan tempat yang cukup tinggi untuk melihat pantai Klingking Beach yang ada di bawah (seperti di foto pertama). Sebenarnya bisa saja turun ke bagian pantainya di bawah, tetapi butuh waktu yang cukup lama, kalau kamu mau baiknya menginap di area Nusa Penida. Setelah Klingking Beach kami dibawa ke restoran oleh driver untuk makan siang.

Setelah makan siang, perjalanan kami berlanjut menuju Angel Billabong. Angel Billabong seperti batuan karang yang terkena ombak sehingga membentuk telaga. Sayangnya aku juga tidak bisa masuk ke telaganya karena waktunya habis dan sudah hampir hujan.

Aku di Angel's Billabong

Ya, langit tampak akan hujan sebentar lagi, aku dan temanku berlari menuju tempat selanjutnya agar tidak keburu hujan, tempat yang kami tuju adalah Broken Beach. Tidak jauh dari Angel's Billabong, kami menyusuri jalan menuju Broken Beach. Tempat ini juga merupakan batu karang yang sudah rusak terkena ombak. Namun rusaknya batu karang ini berbentuk sangat indah dan menarik wisatawan. Sayangnya ketika sampai di Broken Beach, hujan langsung turun dengan deras. Aku dan temanku langsung mengambil foto dan kembali ke mobil.

Aku dengan pemandangan Broken Beach, Nusa Penida

Selepas dari Broken Beach, aku dibawa kembali ke dermaga untuk menunggu kapal yang akan kami tumpangi kembali menuju Sanur. Pemberangkatan dari Nusa Penida menuju Sanur dijadwalkan pada pukul 16.00. Kami sampai di Sanur sekitar pukul 17.00. Perjalanan di Nusa Penida cukup melelahkan, ditambah malam sebelumnya kami belum tidur secara proper. Namun perjalanan tersebut cukup mengesankan, masih ada beberapa wishlist yang belum tercapai di Nusa Penida, yaitu mengunjungi Nusa Penida bagian timur dan turun ke Klingking Beach. Semoga suatu saat bisa terlaksana.

Sesampai di Pantai Sanur, aku dan temanku langsung menuju hotel untuk mandi juga beristirahat sebentar. Ketika malam tiba, kami mulai merasa lapar dan mencari melalui Google, rekomendasi makanan Bali yang nikmat. Sate plecing merupakan salah satu yang disarankan oleh Google. Aku dan temanku pun bergegas menuju Sate Plecing Mak Lukluk yang ternyata masuk dalam salah satu kuliner terbaik Sanur. Tidak jauh dari hotel, kami menggunakan taksi online menuju ke sana. Betul saja, menunya sudah banyak yang sold out. Kami akhirnya memesan menu yang masih tersedia antara lain Sate Plecing dan Babi Goreng Sambal Matah (tempat makan ini tidak halal). Rasanya lumayan lezat, terutama Babi Goreng Sambal Matahnya. Restorannya bisa dicari melalui Google Maps, tempatnya berupa rumah makan di pinggir jalan raya cukup besar dan semi-outdoor.

Sate Plecing Mak Lukluk Bali

Selesai makan, tubuh kami langsung tumbang di atas kasur. Rencana awal untuk bangun pagi dan menikmati sunrise di Sanur pun batal, karena kami terlalu lelah. Sebangunnya, kami bersiap-siap menyusuri jalan di pantai Sanur mencari makanan berupa snack ataupun nasi Bali. Kami menemukan sebuah cafe di pinggir pantai Shindu, yang menjual cake yang lezat sekali. Sayang sekali aku lupa namanya dan tidak sempat memotret kuenya karena saat itu sudah sangat lapar. Cafe ini menjual roti cokelat, carrot cake, dan kue lainnya yang harganya tidak mahal. Satu slice besar bervariasi harganya tetapi di bawah IDR 50.000. Cake tersebut rupanya belum memuaskan rasa lapar kami. Akhirnya dengan saran dari karyawan cafe, kami menuju Warung Bu Adi yang menjual nasi Bali halal.

Nasi Bali Porsi Lengkap Warung Bu Adi

Sesampainya di Warung Bu Adi, kami cukup terkejut karena lumayan ramai dan harus mengantri. Sampai akhirnya datanglah makanan yang kami pesan. Rumah makannya seperti di teras rumah di pinggir jalan raya. Aku cukup menikmati nasi Bali ini, meskipun aku merasa sambal matah dan sate lilitnya kurang mantap. Setelah makan di Warung Bu Adi, aku dan temanku kembali ke hotel untuk packing dan cek out. Kami akan pindah hotel ke area Kuta. Perjalanan menuju Kuta dari Sanur sebenarnya tidak terlalu lama, tapi memang tidak dekat juga. Kami menggunakan taksi online dan kebetulan mendapatkan supir ramah yang ternyata berprofesi sebagai tour guide. Temanku kurang puas dengan nasi Bali di Warung Bu Adi, hingga akhirnya bli supir mengajak kami untuk mencoba salah satu nasi Bali langganannya yang kebetulan juga halal.

Lontong Ayam Bu Sri

Agar berbeda dengan nasi sebelumnya, di rumah makan ini aku memesan lontong dengan kuah kari. Ada topping sayur, kacang, suwiran ayam, juga sambal di lontong ini. Rasanya enak, harganya pun terjangkau, tidak sampai IDR 30.000 tapi aku lupa tepatnya berapa. Selesai makan, kami melanjutkan perjalanan kami menuju Hotel Neo Kuta. Sampai di hotel, kami beristirahat sejenak. Setelah beristirahat aku memutuskan mencoba massage dan spa yang bekerja sama dengan Hotel Neo Kuta. Letaknya dekat dari hotel, aku berjalan kaki ke sana. Sayangnya aku lupa nama tempat spa-nya, tetapi so far so good, tidak seberapa istimewa, tetapi lumayan membuat badan relax ditambah adanya bebauan melati yang menyegarkan.

Malamnya aku dan temanku sudah merencanakan untuk wisata kuliner. Untuk kuliner, wilayah Kuta memang lebih banyak pilihannya dibandingkan Sanur. Pertama kami memutuskan untuk makan bubur di Laota. 

Bubur dan Ayam Panggang di Laota

Laota menyajikan comfort food yang pasti semua orang suka, yaitu berupa bubur beserta lauknya. Yang terbaik di Laota adalah cakwe-nya yang gurih dan sangat garing. Setelah selesai makan di Laota, kami pergi ke seberangnya, ke Bakso Buka Baju untuk menikmati sajian bakso bakarnya.

Bakso Bakar Buka Baju

Rasanya oke meskipun cukup standard. Setelah makan bakso ini, kami kembali ke hotel untuk beristirahat.

Ceritaku di Bali masih belum selesai lho, aku akan melanjutkan ceritaku di blog selanjutnya ya. Sampai bertemu lagi.

With love,

Novia




Hai! Bali merupakan salah satu destinasi wisata terbaik di Indonesia. Kali ini aku mau cerita mengenai wisata Bali yang terjangkau dan menyenangkan.

Jadi aku berangkat dari Jakarta hari Kamis malam, aku terbang dengan Airasia. Kebetulan dapat tiket yang cukup terjangkau dari Airasia, harganya sekitar IDR 1.550.000 pulang pergi, tetapi waktunya menjelang tengah malam. 

Sesampainya di Bali sekitar tengah malam. Aku yang pergi bersama temanku memutuskan untuk menginap di bandara untuk mengirit cost penginapan kami. Lagipula besok paginya kami sudah mengambil trip untuk ke Nusa Penida seharian. Sebelum memutuskan untuk menginap di bandara pada malam harinya, aku sudah browsing beberapa informasi di internet. Menurut beberapa cerita di internet, Bandara Ngurah Rai memang sering dijadikan tempat tidur sementara bagi para backpacker. Tempat yang biasa digunakan untuk tidur adalah Mushola. Tetapi entah mengapa aku tidak berhasil menemukan Mushola yang dimaksud. Sepanjang pencarian Mushola, aku justru melihat banyak orang yang tidur random di selasar bandara. Akhirnya aku dan temanku memutuskan mencari kursi yang nyaman setidaknya untuk kami tidur sampai esok hari. Sayangnya kami tidak bisa tidur dengan lelap di sana. Pada pk. 04.00 kami memutuskan untuk memanggil Go-Car dan menuju penginapan kami di dekat Sanur untuk menitipkan barang serta berganti baju di sana.

Matahari terbit yang artinya perjalananku ke Nusa Penida akan segera dimulai. Pk. 07.30, aku dan temanku berangkat ke Sanur. Sebelum ke area pelabuhan, kami berfoto-foto dulu di pantai Sanur. Pantai Sanur dulu merupakan salah satu pantai favorit di Bali. Di sini merupakan tempat yang tepat untuk kamu menikmati suasana sunrise. Tetapi pantainya agak kotor menurutku, dari pengalamanku justru lebih bersih dan indah Pantai Tanjung Lesung dibandingkan dengan Pantai Sanur.

Menikmati pemandangan Pantai Sanur

Sekitar pk. 08.30 kapal yang aku pesan untuk singgah di Nusa Penida akhirnya siap berangkat dari Sanur. Aku menggunakan speedboat umum bersama rombongan wisatawan lain. Perjalanan ke Nusa Penida sekitar 30 menit s.d. 1 jam. Sesampainya di Nusa Penida, aku dan temanku mencari mobil dan driver yang sudah kami booking sebelumnya. Hari ini kami akan menjelajahi Nusa Penida bagian barat. Perhentian pertama kami adalah pelabuhan Banjar Nyuh. Sebenarnya ini bukan destinasi wisata pada umumnya, melainkan salah satu pelabuhan untuk singgah di Nusa Penida. Namun, warna pasir yang putih bersih dan lautan yang berawarna biru jernih membuat aku dan temanku akhirnya turun untuk menikmati ombak-ombak kecil yang menerpa kaki kami.

Aku di Pelabuhan Banjar Nyuh

Selepas dari Pelabuhan Banjar Nyuh, kami dibawa menuju Crystal Bay. Jadi ini semacam hidden beach di Nusa penida. Berikut adalah fotonya.

Pemandangan Crystal Bay Nusa Penida


Aku di salah satu sisi Crystal Bay Nusa Penida

Pantainya cukup indah, jika kamu menginap di area Nusa Penida, bisa bersantai di pantai ini cukup lama, namun sayangnya aku hanya menghabiskan seharian di Nusa Penida, jadi aku melanjutkan perjalananku menuju Klingking Beach. Ini salah satu spot favorit di Nusa Penida Barat dan tak disangka di sini cukup ramai.

Pemandangan Klingking Beach

Pemandangan salah satu sisi lain Klingking Beach

Jadi Klingking Beach ini bukanlah pantai seperti Crystal Bay. Melainkan tempat yang cukup tinggi untuk melihat pantai Klingking Beach yang ada di bawah (seperti di foto pertama). Sebenarnya bisa saja turun ke bagian pantainya di bawah, tetapi butuh waktu yang cukup lama, kalau kamu mau baiknya menginap di area Nusa Penida. Setelah Klingking Beach kami dibawa ke restoran oleh driver untuk makan siang.

Setelah makan siang, perjalanan kami berlanjut menuju Angel Billabong. Angel Billabong seperti batuan karang yang terkena ombak sehingga membentuk telaga. Sayangnya aku juga tidak bisa masuk ke telaganya karena waktunya habis dan sudah hampir hujan.

Aku di Angel's Billabong

Ya, langit tampak akan hujan sebentar lagi, aku dan temanku berlari menuju tempat selanjutnya agar tidak keburu hujan, tempat yang kami tuju adalah Broken Beach. Tidak jauh dari Angel's Billabong, kami menyusuri jalan menuju Broken Beach. Tempat ini juga merupakan batu karang yang sudah rusak terkena ombak. Namun rusaknya batu karang ini berbentuk sangat indah dan menarik wisatawan. Sayangnya ketika sampai di Broken Beach, hujan langsung turun dengan deras. Aku dan temanku langsung mengambil foto dan kembali ke mobil.

Aku dengan pemandangan Broken Beach, Nusa Penida

Selepas dari Broken Beach, aku dibawa kembali ke dermaga untuk menunggu kapal yang akan kami tumpangi kembali menuju Sanur. Pemberangkatan dari Nusa Penida menuju Sanur dijadwalkan pada pukul 16.00. Kami sampai di Sanur sekitar pukul 17.00. Perjalanan di Nusa Penida cukup melelahkan, ditambah malam sebelumnya kami belum tidur secara proper. Namun perjalanan tersebut cukup mengesankan, masih ada beberapa wishlist yang belum tercapai di Nusa Penida, yaitu mengunjungi Nusa Penida bagian timur dan turun ke Klingking Beach. Semoga suatu saat bisa terlaksana.

Sesampai di Pantai Sanur, aku dan temanku langsung menuju hotel untuk mandi juga beristirahat sebentar. Ketika malam tiba, kami mulai merasa lapar dan mencari melalui Google, rekomendasi makanan Bali yang nikmat. Sate plecing merupakan salah satu yang disarankan oleh Google. Aku dan temanku pun bergegas menuju Sate Plecing Mak Lukluk yang ternyata masuk dalam salah satu kuliner terbaik Sanur. Tidak jauh dari hotel, kami menggunakan taksi online menuju ke sana. Betul saja, menunya sudah banyak yang sold out. Kami akhirnya memesan menu yang masih tersedia antara lain Sate Plecing dan Babi Goreng Sambal Matah (tempat makan ini tidak halal). Rasanya lumayan lezat, terutama Babi Goreng Sambal Matahnya. Restorannya bisa dicari melalui Google Maps, tempatnya berupa rumah makan di pinggir jalan raya cukup besar dan semi-outdoor.

Sate Plecing Mak Lukluk Bali

Selesai makan, tubuh kami langsung tumbang di atas kasur. Rencana awal untuk bangun pagi dan menikmati sunrise di Sanur pun batal, karena kami terlalu lelah. Sebangunnya, kami bersiap-siap menyusuri jalan di pantai Sanur mencari makanan berupa snack ataupun nasi Bali. Kami menemukan sebuah cafe di pinggir pantai Shindu, yang menjual cake yang lezat sekali. Sayang sekali aku lupa namanya dan tidak sempat memotret kuenya karena saat itu sudah sangat lapar. Cafe ini menjual roti cokelat, carrot cake, dan kue lainnya yang harganya tidak mahal. Satu slice besar bervariasi harganya tetapi di bawah IDR 50.000. Cake tersebut rupanya belum memuaskan rasa lapar kami. Akhirnya dengan saran dari karyawan cafe, kami menuju Warung Bu Adi yang menjual nasi Bali halal.

Nasi Bali Porsi Lengkap Warung Bu Adi

Sesampainya di Warung Bu Adi, kami cukup terkejut karena lumayan ramai dan harus mengantri. Sampai akhirnya datanglah makanan yang kami pesan. Rumah makannya seperti di teras rumah di pinggir jalan raya. Aku cukup menikmati nasi Bali ini, meskipun aku merasa sambal matah dan sate lilitnya kurang mantap. Setelah makan di Warung Bu Adi, aku dan temanku kembali ke hotel untuk packing dan cek out. Kami akan pindah hotel ke area Kuta. Perjalanan menuju Kuta dari Sanur sebenarnya tidak terlalu lama, tapi memang tidak dekat juga. Kami menggunakan taksi online dan kebetulan mendapatkan supir ramah yang ternyata berprofesi sebagai tour guide. Temanku kurang puas dengan nasi Bali di Warung Bu Adi, hingga akhirnya bli supir mengajak kami untuk mencoba salah satu nasi Bali langganannya yang kebetulan juga halal.

Lontong Ayam Bu Sri

Agar berbeda dengan nasi sebelumnya, di rumah makan ini aku memesan lontong dengan kuah kari. Ada topping sayur, kacang, suwiran ayam, juga sambal di lontong ini. Rasanya enak, harganya pun terjangkau, tidak sampai IDR 30.000 tapi aku lupa tepatnya berapa. Selesai makan, kami melanjutkan perjalanan kami menuju Hotel Neo Kuta. Sampai di hotel, kami beristirahat sejenak. Setelah beristirahat aku memutuskan mencoba massage dan spa yang bekerja sama dengan Hotel Neo Kuta. Letaknya dekat dari hotel, aku berjalan kaki ke sana. Sayangnya aku lupa nama tempat spa-nya, tetapi so far so good, tidak seberapa istimewa, tetapi lumayan membuat badan relax ditambah adanya bebauan melati yang menyegarkan.

Malamnya aku dan temanku sudah merencanakan untuk wisata kuliner. Untuk kuliner, wilayah Kuta memang lebih banyak pilihannya dibandingkan Sanur. Pertama kami memutuskan untuk makan bubur di Laota. 

Bubur dan Ayam Panggang di Laota

Laota menyajikan comfort food yang pasti semua orang suka, yaitu berupa bubur beserta lauknya. Yang terbaik di Laota adalah cakwe-nya yang gurih dan sangat garing. Setelah selesai makan di Laota, kami pergi ke seberangnya, ke Bakso Buka Baju untuk menikmati sajian bakso bakarnya.

Bakso Bakar Buka Baju

Rasanya oke meskipun cukup standard. Setelah makan bakso ini, kami kembali ke hotel untuk beristirahat.

Ceritaku di Bali masih belum selesai lho, aku akan melanjutkan ceritaku di blog selanjutnya ya. Sampai bertemu lagi.

With love,

Novia




Continue Reading
Hai semua, gimana kabarnya?

Di postingan blog aku kali ini, aku mau membahas concealer terbaru dari The Body Shop, yaitu Matte Clay Concealer. Yup, concealer ini masih satu seri dengan The Body Shop Matte Clay Foundation. Awalnya aku agak ragu untuk membeli concealer ini karena aku pribadi kurang cocok menggunakan TBS Matte Clay Foundation (kalian bisa melihat review-nya di sini), tetapi berhubung aku juga sedang mencari concealer baru, why not?


Source: https://www.instagram.com/thebodyshopindo/

Jadi sudah terlihat dari bentuknya, kalau TBS Matte Clay Concealer ini berbentuk cream concealer. Sayangnya, pas aku membuat review ini, entah mengapa di website-nya TBS produknya sudah tidak ada. Untungnya aku pernah membuat video review concealer ini di Youtube, jadi aku tulis klaim-nya berdasarkan yang aku ucapkan di Youtube ya. Yang aku ucapkan tersebut berdasarkan web TBS kok (dulu masih ada produk dan klaimnya di web).

Concealer ini diklaim memiliki coverage yang tinggi dan mengandung tea tree oil. Concealer ini dapat digunakan untuk menutupi ketidaksempurnaan pada kulit seperti jerawat dan area gelap di bawah mata. Hasilnya matte, tahan lama, dan tidak menyumbat pori-pori.

Kurang lebih klaimnya mirip dengan foundation-nya sih. Oh ya punyaku sendiri shade-nya yang nomor 12 dan seperti ini kurang lebih swatch-nya di tanganku.

Swatch TBS Matte Clay Concealer di tanganku

Ini warnanya di tanganku. Harganya IDR 159.000, termasuk harga standar yang tidak murah atau juga tidak mahal.

Aku typical orang yang menggunakan concealer setelah menggunakan foundation. Ketika aku mencoba concealer ini, aku menggunakan foundie terbaikku, yaitu Maybelline Matte and Poreless dan ternyata concealer ini bersahabat banget sama foundie tersebut. Mudah diaplikasikan, juga mudah di-blend. Concealer ini juga tidak merusak tekstur foundie-nya. Wow, agak di luar ekspektasiku sebenarnya, karena ketika di-swatch agak kering dan patchy. Aku pikir akan sulit untuk di-blend. Tetapi ternyata enak banget lho.

Secara tekstur, bukan typical yang creamy dan mudah diambil dengan jari dalam jumlah yang banyak. Isi produknya sendiri memang sedikit sih, hanya 0,15 gram, jadi kita pun bisa irit.

So far setelah dipakai dalam waktu yang lama, produk ini cukup bersahabat juga dengan make up-ku yang lain terutama ketika pemakaian di bawah mata ya. Tidak creasing dan tahan lama. Kalau untuk di hidung sebenarnya karena wajahku typical yang oily banget bagian hidungnya, jadi dalam waktu 4-5 jam, minyak-minyak sudah mulai bermunculan di bagian hidung. Ketika aku menghapus make up pun, concealer ini tidak menyisakan kotoran di pori-pori wajahku, so aku sih cocok-cocok aja ya.

Sebenarnya yang aku bingung adalah mengapa TBS memilih mengeluarkan produk concealer dalam bentuk cream seperti ini ya? Padahal di pasaran concealer liquid sedang naik daun dan memang lebih mudah diaplikasikan di wajah.

Jadi kesimpulannya dari TBS Matte Clay Concealer ini adalah
Kelebihannya adalah pastinya mudah ditemukan di mana-mana karena counter TBS banyak banget meskipun di web-nya entah mengapa gak ada, tahan lama, gak patchy, mudah di-blend (meskipun tidak semudah concealer liquid), dan no pore clogging beneran, jadi kayak klaimnya kebukti semua menurutku.

Kekurangannya adalah ngambilnya harus sedikit-sedikit karena agak susah, teksturnya kurang creamy, dan sebenarnya aku lebih expect liquid concealer sih.

Nah cukup sekian review dari aku mengenai TBS Matte Clay Concealer ini. Kalau kalian merasa kurang jelas, kalian bisa lihat review-nya dengan lebih detil di youtube aku.
Terima kasih buat kalian yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca blog aku, sampai bertemu di blog aku selanjutnya.

With love,

Novia.
Hai semua! Gimana kabarnya?


Di blog aku kali ini aku mau membahas mengenai soft lens. Kalau dulu soft lens identik dengan mata yang minus, sekarang manfaat soft lens tidak hanya untuk membantu mata yang minus, tetapi juga untuk mempercantik diri.
Yes, mungkin masih ada beberapa di antara kita yang merasa dirinya kurang cantik kalau menggunakan kacamata dan menggunakan soft lens. Tetapi di balik itu semua, soft lens dan kacamata memang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Selain itu, soft lens yang hadir dengan berbagai macam diameter, ukuran, motif, dan warna membuat soft lens sebagai salah satu tools penting dalam make up. Maka dari itu, tersedia juga soft lens yang berukuran plano atau minus nol untuk mereka yang matanya normal.
Nah, kali ini aku mau memberikan sedikit tips buat kalian yang hendak menggunakan soft lens untuk pertama kalinya. Pertama aku mau memberi tahu sekiranya alat-alat apa yang kamu perlukan untuk soft lens kamu.
1. Tempat soft lens.
Nah, ini wajib banget kamu siapkan. Ada juga beberapa toko soft lens yang biasanya memberikan secara free kalau kamu membeli soft lens. Tetapi misal kamu mau tempat soft lens yang lucu-lucu, bisa juga, karena sekarang banyak tempat soft lens yang ada ornamen pita juga kartun favorit kamu. Nah, di tempat soft lens ini biasanya ada informasi L / R di tutupnya yang menunjukkan tempat soft lens untuk mata kanan dan mata kiri. Ini bisa membantu kamu meletakkan soft lens mata kanan maupun mata kiri. Namun, tidak semua tempat soft lens memberikan petunjuk L / R, baiknya kalau kamu memang mencari tempat soft lens yang ada petunjuk L / R -nya kamu bisa bertanya kepada penjual dulu sebelum membeli.
2. Air pembersih soft lens.

Nah, ini juga produk wajib. Jadi soft lens yang disimpan di tempat soft lens harus diberi air pembersih ini. Jadi kita tidak boleh menyimpan soft lens di tempat yang kering ya.
3. Obat tetes mata untuk pengguna soft lens.
source: https://item.blanja.com/
Nah ini sebenarnya tidak terlalu wajib, tetapi baiknya kamu siapkan juga. Jadi obat tetes mata ini baiknya kamu bawa ke mana pun ketika kamu menggunakan soft lens. Ketika beraktivitas mungkin banget mata kamu jadi agak kering, tidak nyaman, merah, atau agak perih. Nah, ketika hal itu terjadi, kamu bisa meneteskan obat tetes ini ke mata kamu untuk melembabkan mata dan membuat mata kamu nyaman kembali. Mataku sendiri buka typical mata yang sensitif, jadi ketika menggunakan soft lens sampai 12 jam pun mataku tetap nyaman dan tidak membutuhkan obat tetes mata tersebut. Meski begitu, aku tetap menyiapkan obat tetes mata ini di tasku ketika aku sedang menggunakan soft lens.
Inserter / Remover dan Pinset (source: https://www.solution-lens.com/)
4. Pinset soft lens
Tangan kita merupakan salah satu bagian tubuh yang banyak kumannya. Ada beberapa orang yang agak waspada dengan kebersihan tangannya untuk mengambil soft lens dari tempatnya. Nah solusinya, kamu bisa menggunakan pinset soft lens untuk mengambil soft lens dari tempatnya. Tetapi kalau kamu cukup pede dengan jari berarti kamu tidak terlalu memerlukan pinset ini.
5. Inserter / Remover
Sebenarnya ini adalah stick untuk menggunakan soft lens di pupil mata kita. Bentuknya seperti stick dari plastik. Mirip dengan pinset, biasanya Inserter / Remover ini digunakan jika kamu sedang tidak percaya diri dengan kebersihan jari kamu. Jadi setelah soft lens-nya diambil dengan pinset, kita taruh di ujung Inserter / Remover kemudian kita buka mata kita, dan sesuaikan soft lens dengan bagian pupil kita. Kalau kondisi jari kamu dalam keadaan bersih, kamu bisa menggunakan soft lens dengan jari kamu, jadi tidak memerlukan Inserter / Remover ini.

Nah selain itu ada juga beberapa tips buat kalian yang pertama kali mau pakai soft lens.

1. Beranikan diri kamu. Banyak banget orang yang tidak berani menggunakan soft lens karena prosesnya seperti mencolok mata sendiri. Well, sebenarnya enggak nyolok kok, cuma nge-pas-in posisi soft lens di pupil mata kita aja. Tidak semenyeramkan itu dan gak perih kalau soft lens, tangan, dan inserter yang kita gunakan dalam keadaan bersih.

2. Pastikan jari atau inserter yang kita gunakan dalam keadaan bersih. Hal ini akan berpengaruh dengan kebersihan soft lens kita juga. Kalau soft lens kita sudah terkena kotoran sedikit dari jari atau inserter, mata kita pun akan terasa perih bahkan bisa sampai iritasi. Jadi pastikan kondisi jari atau inserter bersih. Kalau kamu habis memotong cabai, aku menyarankan kamu menggunakan inserter agar soft lens atau mata kamu tidak terasa pedas nantinya.

3. Ganti air soft lens setiap harinya. Air yang tersimpan di wadah plastik soft lens terus menerus dapat menimbulkan jamur di wadah soft lens ataupun di soft lens tersebut. Selain itu, setelah kita menyimpan soft lens yang kita gunakan seharian di wadah tersebut, airnya pun sudah kotor karena selain menyimpan, kita juga sekaligus mencuci soft lens dengan wadah tersebut. Jadi baiknya air soft lens diganti setiap harinya, entah kita pakai atau tidak soft lens-nya. Pergantian air ini sekaligus kita mencuci soft lens juga wadah soft lens-nya.

4. Mata perih ketika menggunakan soft lens. Banyak hal yang mengakibatkan rasa perih ini. Bisa jadi karena soft lens-nya terbalik depan belakang atau terbalik kanan kiri. Bisa juga karena soft lens dalam keadaan kotor. Jika setelah dibolak-balik depan belakang kanan kiri dan dicuci bersih soft lens masih terasa perih juga, kemungkinan pupil kita sensitif dengan soft lens tersebut. Baiknya jangan dipaksa digunakan jika hal itu terjadi. Kalau dipaksakan, soft lens bisa naik ke atas mata kamu dan berpindah sampai ke belakang. Hal tersebut dapat membuat soft lens menjadi sulit dikeluarkan dan justru bersarang di mata kamu yang kemudian dapat menjadi kuman yang berbahaya bagi mata.

5. Jika kamu pertama kali menggunakan soft lens, baiknya gunakan sebelum make up atau dalam kondisi mata tanpa eyelash extension. Bagi newbie, menggunakan soft lens bisa jadi sangat sulit. Untuk membiasakan diri, mulailah dengan kondisi mata yang steril dan bebas dari apapun termasuk lash extension karena dapat mempersulit kamu menggunakan soft lens.

6. Jangan gunakan soft lens dalam kondisi tertidur. Dalam kondisi mata terpejam, soft lens dapat berjalan-jalan dan bisa sampai di balik bola mata kamu sehingga sulit dikeluarkan. Selain itu, mata terpejam dengan lama dapat membuat mata menjadi kering sehingga soft lens pun kering dan dapat membuat kita menjadi iritasi.

7. Jangan gunakan soft lens untuk berenang di kolam renang maupun pantai. Air kolam renang dan air pantai bukanlah air yang steril, terkandung zat-zat yang dapat membuat mata kita kering dan membuat soft lens juga kering sehingga membuat mata menjadi iritasi. Belum lagi kotoran yang bisa masuk ke mata dan membuat soft lens juga mata kita menjadi tidak bersih.

Nah, gitu aja tips dan saran-saran dari aku buat kalian yang mau coba pakai soft lens untuk pertama kali. Jangan takut, beraniin aja dan pastinya jaga kebersihan soft lens, mata kamu, juga peralatan soft lens-nya ya. Ditunggu blog aku berikutnya :)

With love,

Novia.
Hai semua. Pasti ada beberapa di antara kalian yang di awal tahun 2018 mendengar beberapa review dari MUA atau beauty expert mengenai turunnya lip matte yang dry dan tergantikan dengan glossy lipstick. Nah, menurut kalian sendiri kira-kira beneran gak sih prediksi mereka?

Well, aku sendiri termasuk orang yang setuju, karena setelah dua atau tiga tahun belakangan rutin menggunakan lip matte, aku merasa agak bosan. Akhir-akhir ini aku malah lebih sering melapisi lagi lip matte yang ada di bibirku dengan lip gloss agar terlihat lebih shiny.

Nah, selain itu, beberapa brand seolah-olah merealisasikan prediksinya para MUA dan beauty expert tersebut dengan meluncurkan glossy lipstick ala ala lipstick zaman dulu gitu, salah satunya adalah Revlon. Yes, brand internasional ini justru sudah meluncurkan beberapa lipstick glossy / no matte-nya di luar negeri lebih dulu dibandingkan di Indonesia. Di Indonesia sendiri kalau gak salah Revlon meluncurkan salah satu glossy lipstick-nya bernama Revlon Ultra HD Gel Lip Color pada Maret 2018 kemarin.

Revlon Ultra HD Gel Lipcolor (source: Instagram Revlon)

Lipstick glossy dengan packaging yang kekinian inilah yang cukup membuatku laper mata karena penasaran juga. Well, kalau throwback ke masa lalu, lipstik Revlon ini merupakan salah satu lipstick pertama yang pernah kucoba, yang sampai saat ini sepertinya masih menjadi andalan go to lipstick-nya mama dan kakak perempuanku. Yes, it has quality. Akhirnya aku pun beli lipstick ini di salah satu counter-nya Revlon dengan harga IDR 129.000. And guess what, ketika aku beli, semua lipstick Revlon yang matte lagi diskon. Cuma ini aja dan lipstick lama Revlon yang warna putih kalau ga salah (yang buat pelembab) yang gak diskon. Wah kayaknya Revlon sedang berusaha 'memangkas' stock lip matte-nya sebelum trend lip matte benar-benar turun di pasaran.

Kalau di internasional, seri Revlon Ultra HD Gel Lipcolor ini punya banyak shade, tetapi yang masuk di Indonesia hanya 9 shade saja. Warnanya cantik-cantik banget, sempat membuat aku bingung mau beli yang mana (kalau beli semua nanti bokek, haha). Akhirnya aku memilih shade Vineyard yang agak ke-pink tua-an.

Shade Revlon Ultra HD Gel Lipcolor yang masuk ke Indonesia (source: Instagram Revlon)

Shade Vineyard yang aku beli (source: website Revlon)

Jadi, lipstick ini diklaim mengandung Hyaluronic Acid, yang bermanfaat untuk melembabkan, so buat kamu yang pinya masalah bibir kering, ini bisa sekaligus menjadi lip care untuk kamu. Ketika berkonsultasi dengan BA di counter, dia bilang kalau lipstick ini tahan lama, meskipun aku pesimis karena lipstick glossy pasti gampang banget ilang dan transfer. Selain itu BA juga bilang kalau lipstick ini memiliki tekstur lembut banget jadi jangan sampai kena panas langsung dan dalam waktu yang lama karena bisa meleleh.

Ketika aku coba, feeling-nya bikin nostalgia sama lipstick zaman dulu. Lembut dan lembab banget, pastinya pigmented juga. Meskipun lipstick ini coverage-nya gak sekuat lip matte, tapi bisa menutupi warna bibir sampai 80%-an. Lipstick ini transfer dengan mudahnya, tetapi kalau kamu sama sekali gak makan, gak minum, gak gigit-gigit bibir, lipstick ini surely tahan dengan sempurna di bibir kamu. Kalau kamu minum dengan mudahnya bibir ini akan transfer di gelas, sedotan, dan mulut botol kamu. Begitu pula kalau makan, gak diragukan lagi langsung hilang apalagi kalau makan berat.

Yang aku kurang suka adalah dari segi packaging-nya. Jadi lipstick ini memang lipstick yang ujungnya terlihat di permukaan (meski kita sudah putar sampai mentok ke bawah), dan kalau mau tutup harus hati-hati atau tutup lipstick-nya bisa membekasi permukaan lipstick atasnya. Kalau sudah melukai teksturnya jadi kurang bagus dan kurang enak kalau digunakan di bibir. Jadi harus hati-hati banget nutupnya, kecuali lipstick-nya sudah berkurang ya.

Jadi kesimpulannya dari lipstick ini adalah

Kelebihan: inovasi lipstick glossy yang oke dan bikin nostalgia, warnanya bagus-bagus, melembabkan banget, cocok buat yang punya masalah bibir kering, packaging-nya cakep (langsing dan bisa dibawa ke mana-mana buat touch up).

Kekurangannya: packaging tutupnya yang bisa melukai permukaan lipstick, transfer, tidak tahan lama.

Aku pribadi suka dengan lipstick ini. Ya, kekurangannya yang transfer dan tidak tahan lama itu sebenarnya dosa lipstick glossy yang umum banget sih, jadi aku sendiri no problem.

Nah, buat kalian yang mau lihat lebih lengkap mengenai review lipstick Revlon Ultra HD Gel Lip Color ini, kalian bisa nonton videoku di Youtube ya.


Thank you buat kalian yang sudah sempatkan waktu untuk membaca dan menonton videoku. Sampai bertemu di kesempatan berikutnya.

With love,

Novia.
Hai semua, gimana kabarnya?

Di postingan blog aku kali ini aku mau share mengenai salah satu eyeliner baru yang ada di pasaran, yaitu Silky Girl Perfect Sharp Matte Eyeliner. Ini adalah eyeliner spidol baru keluarannya Silky Girl, kalau sebelumnya Silky Girl hanya merilis eyeliner gel, eyeliner pencil, dan liquid eyeliner saja.

Aku beli eyeliner ini di Lazada, karena ketika awal release, sulit sekali mencarinya di outlet. Di Lazada sendiri ada 2 jenis eyeliner serupa, yang satu berwarna pink dan satunya lagi yang warna kuning. Aku sendiri awalnya bingung apa perbedaannya, namun karena Silky Girl tampaknya mempromosikan eyeliner dengan tutup kuning di Instagram-nya, maka aku akhirnya memutuskan untuk membeli yang berwarna kuning. Setelah mencari beberapa informasi di internet, sepertinya eyeliner dengan tutup pink hasilnya lebih glossy, sedangkan yang kuning lebih matte. Aku juga sempat lihat bentuk pensilnya agak beda dan lebih tajam yang eyeliner dengan tutup kuning.

Klaim dari eyeliner ini yang ada di Instagram Silky Girl adalah hasilnya matte, smudgeproof, tahan lama, cepat kering setelah diaplikasikan, dan transferproof. Eyeliner ini juga fragrance free jadi aman buat kamu yang matanya sensitif.

Pas aku cobain emang sih kuasnya enak banget, gak kalah sama eyeliner-nya Maybelline yang harganya hampir 2x lipatnya. Btw, eyeliner Silky Girl ini harganya Rp52.000,00 aja lho. Kuasnya yang tipis dan tajam beneran enak banget buat bikin garis rapi di atas mata. Hasilnya juga langsung matte gitu dan kalau digosok-gosok pelan gak ilang ataupun smudge. Gila banget. Tetapi, yang agak unik adalah hasil finishing-nya. Kalau dirasakan, hasil finishing-nya agak powdery gitu. Setelah aku baca lagi di kemasannya, ternyata eyeliner ini mengandung karbon gitu, jadi hasilnya pun agak powdery karbon gitu. Hasilnya juga benar-benar hitam warna eyeliner-nya. Digunakan berjam-jam tidak transfer ke sekitarnya. Tetapi kalau bagian area mata kamu sudah agak berminyak, jangan digosok, ya. Karena bisa smudge, tetapi ini wajar banget sih menurutku.

Kesimpulannya dari Silky Girl Perfect Sharp Matte Eyeliner adalah
Kelebihannya adalah affordable banget, matte, black, gak transfer, tahan lama, dan gak smudge.
Kekurangannya adalah finishing-nya yang agak beda dengan eyeliner spidol lainnya tapi aku pribadi gak masalah dan kamu butuh eye make up remover yang lumayan andal buat bersihin eyeliner ini dari mata kamu.

Aku sendiri suka banget dengan eyeliner-nya Silky Girl ini, karena sesuai dengan ekspektasi aku banget yang biasa pakai eyeliner-nya Maybelline. Jadi buat kamu atau sahabat kamu yang lagi cari eyeliner baru bisa banget cobain eyeliner-nya Silky Girl yang ini. Kalau kalian mau lihat dengan lebih jelas lagi bentuk eyeliner-nya, pengaplikasiannya di kelopak mataku, yuk coba nonton video yang sudah kubuat di bawah ini.


Thank you for reading and watching. See you on my next post :)

With love,

Novia.


Hai semua, gimana kabarnya?

Di blog aku hari ini, aku mau review salah satu produknya Maybelline, yaitu Maybelline Super Cushion Ultra Cover. Ini adalah cushion terbarunya dari Maybelline yang mempunyai formula berbeda dari cushion yang sebelumnya.

Maybelline mengklaim cushion ini tahan lama di wajah namun tetap ringan. Kelebihan lainnya yang diklaim oleh Maybelline adalah super coverage - coverage seperti foundation,   super light - terasa ringan seperti bb cream, super long lasting- tahan lama hingga 14 jam, super protection - dengan SPF 50++. Selain itu Maybelline juga membuat #1supertap, yang mana kita hanya butuh 1 tap saja untuk meng-cover seluruh wajah. Wah kayaknya sih bagus banget, ya. Aku pun tertarik banget untuk mencoba cushion ini. Sayangnya Maybelline hanya merilis 2 shade saja di Indonesia, yaitu natural dan light. Aku agak kecewa sih, zaman sekarang kan harusnya banyak shade yang di-provide.

Selain itu aku mempunyai kekecewaan lain sebelum membeli cushion ini. Aku sempat berkonsultasi dengan Beauty Advisor (BA)-nya Maybelline ketika hendak mencoba cushion ini. Aku ke dua counter Maybelline di Tangerang, dan keduanya berkata bahwa cushion ini sama dengan cushion Maybelline yang sebelumnya, cuma beda packaging saja. Hal tersebut pun membuatku sempat mengurungkan niat untuk membeli cushion ini. Namun, setelah melihat beberapa review di internet, banyak yang bilang kalau formulanya berbeda. Aku jadi bertanya-tanya, kok BA-nya Maybelline seolah-olah malas menjelaskan mengenai cushion ini, ya? Kalau aku tidak cocok dengan cushion Maybelline yang sebelumnya dan hendak mencoba cushion terbarunya, kan jadi malas beli, karena seolah-olah menurut BA Maybelline, formulanya sama cuma packaging-nya aja yang beda. Selain itu, di kedua counter tersebut juga tidak menyediakan tester-nya. Jadi aku pun hanya menebak-nebak shade-nya, dan akhirnya aku pilih shade yang light, yang akhirnya warnanya agak keputihan. Aku juga memutuskan untuk membeli refill-nya saja, karena harganya jauh lebih murah sekitar Rp130.000,00-an dibandingkan dengan full size-nya Rp258.000,00-an.

Packaging-nya oke banget warna hitam dan berkesan elegan. Dan pas aku tap sekali di wajah, benar sih coverage-nya gak bercanda banget. Aku agak shock, mana shade-nya agak keputihan lagi. Aku tap dengan sponge bawaannya dan beneran high coverage banget. 1 tap bisa untuk setengah wajahku meski hasilnya bukan typical yang flawless dan menyatu dengan kulitku. Aku pun akhirnya tap ulang lagi dengan beauty blender. Akhirnya di sisi lain wajahku, aku menggunakan beauty blender untuk mengaplikasikan cushion ini. Aku sendiri lebih suka menggunakan beauty blender dibandingkan dengan sponge bawaan cushion.

Hasil cushion ini bukan typical yang matte, lebih seperti velvety matte gitu dan transfer. Nah, transfernya ini sih yang aku kurang suka. Jadi aku set lagi dengan bedak tabur agar lebih matte dan gak transfer.


Wajahku setelah menggunakan Maybelline Super Cushion Ultra Cover


Ketahanannya pun di wajahku yang berminyak cenderung biasa saja. Setelah 4-5 jam menggunakan cushion ini, minyak sudah bermunculan di wajahku dan membuat wajahku cakey. Padahal aku hanya melakukan aktivitas di dalam ruangan ber-ac saja. Aku pun akhirnya tap wajahku dengan tisu kering untuk mengurangi minyak yang ada. 3 jam kemudian, minyak di wajahku mulai bermunculan lagi, aku pun tap lagi wajahku dengan tisu kering. Jadi dalam 7-8 jam aku sudah tap wajahku dengan tisu sebanyak dua kali. Dan inilah wajahku setelah 10 jam menggunakan Maybelline Super Cushion Ultra Cover, minyaknya sudah terlihat lagi. Aku pun merasa cushion di wajahku sudah pudar 50-60% karena sudah aku tap 2x.

Wajahku setelah 10 jam menggunakan Maybelline Super Cushion Ultra Cover

Aku pun mencoba untuk tap minyak di wajahku dengan tisu kering lagi, kemudian aku hendak mencoba retouch dengan cushion tadi lagi. Aku mengaplikasikan cushion dengan beauty blender. So far hasilnya oke, seperti awal lagi. Jadi cushion ini meski tidak tahan lama, bisa di-retouch tanpa merusak tekstur cushion sebelumnya. Dan ini wajahku setelah di-retouch.

Wajahku setelah di-retouch

Jadi kesimpulannya dari Maybelline Super Cushion Ultra Cushion ini adalah
Kelebihannya adalah mudah ditemukan di mana-mana, cushion yang high coverage, bisa di-retouch.
Kekurangannya adalah kurang tahan lama di kulit berminyak, bukan typical yang matte, transfer, cakey setelah beberapa jam di kulitku yang berminyak, kurang menyatu dengan kulit.

Aku sendiri kurang suka dengan cushion-nya, bukan typical cushion yang akan aku gunakan sehari-hari. Tetapi mungkin untuk acara yang sebatas 3 jam seperti kondangan, dsb., aku bisa menggunakan cushion ini, dengan bantuan bedak tabur pastinya.

Buat kalian yang mau melihat review lebih jelas mengenai cushion ini, kalian bisa mampir di video youtube aku di sini ya.



Thank you buat kalian yang sudah meluangkan waktu untuk membaca blog aku. Sampai jumpa di blog aku yang selanjutnya.

With love,

Novia



Haloo semua, apa kabar?

Rollover Reaction Halolight Moonlit

Di postingan blog aku kali ini, aku mau review salah satu produk dari Rollover Reaction, yaitu Halolight Highlighter. Halolight Highlighter ini berupa highlighter stick yang teksturnya cukup creamy. Ada 3 shades, yaitu Moonlit yang agak champaign, Roseate Glow yang kemerahan, juga Sun Gleam yang kecokelatan. Cukup unik menurutku, karena jarang sekali ada highlighter yang berwarna kemerahan juga kecokelatan. Hal ini cukup menarik perhatianku, namun pilihanku jatuh pada shade Moonlit.

Kebetulan, aku juga sedang mencari highlighter untuk hidung, tulang pipi, cupid's bow, juga tulang alis. Sepertinya shade Moonlit yang paling cocok untuk memenuhi kebutuhanku tersebut. Harganya IDR 139.000, kalian bisa membelinya di website Rollover Reaction, www.rollover-reaction.com.

Ketika aku melihat fotonya di Instagram, aku pikir bentuknya agak besar, namun ternyata kecil, ukurannya hanya 3-4 gram saja. Tapi it's okay. Bentuknya selayaknya highlighter stick pada umumnya, yang bisa diputar dan nantinya highlighter-nya akan muncul di permukaan sehingga bisa digunakan. Kemasannya berwarna hitam dan berbahan plastik. Ada tulisan shade-nya di kemasan, namun tulisannya cepat pudar. Punyaku sudah sebulan dan tulisannya sudah agak memudar.

Teksturnya highlighter stick-nya halus banget dan kayak marble gitu. Ini dia swatch-nya. Pas di-swipe di tangan langsung terlihat highlight-nya, tetapi pas di-blend, highlight-nya jadi tidak terlalu kelihatan lagi.

Awalnya aku pikir hal tersebut tidak terjadi ketika aku swipe hightligher stick ini di wajah. Jujur aku mengekspektasikan highlighter yang terlihat namun tidak terlalu blinding banget. Ternyata pas aku swipe highlighter ini di wajahku, hasilnya tidak terlalu terlihat, apalagi setelah di-blend. Aku swipe beberapa kali baru terlihat. Hasilnya pun lebih ke natural glow yang menurutku kurang greget. Tetapi, seandainya kamu sedang mencari highlighter yang natural, Halolight ini bisa menjadi salah satu pilihan.

Swatch Halolight shade Moonlit sebelum di-blend

Swatch Halolight shade Moonlit setelah di-blend, jadi tidak kelihatan

Kelebihannya dari highlighter ini adalah meskipun berbentuk stick dan cenderung creamy, highlighter ini tidak merusak lapisan foundie yang sudah ada sebelumnya di wajahku. Selain itu, highlighter ini gampang banget di-blend. Bisa di-blend dengan kuas bisa juga dengan tangan. Tetapi kembali lagi setelah di-blend hasilnya kurang terlihat.

Kesimpulannya dari highlighter ini adalah
Kelebihan: mudah di-blend, tidak merusak lapisan foundie di wajah, mudah digunakan,
Kekurangan: hasilnya kurang terlihat, lebih ke super natural glowing banget.

Buat aku sendiri, aku kurang mengandalkan highlighter ini untuk aku gunakan sehari-hari. Tetapi daripada mubazir aku menggunakannya sebagai base highlighter powder.

Kembali lagi, make up adalah persoalan preferensi juga kondisi kulit masing-masing. Jadi kalau kamu punya pengalaman yang berbeda dengan aku ketika mencoba highlighter ini, feel free buat share komentarnya di bawah ya. Thank you sudah sempatin baca review aku di sini. Buat kalian yang pengen lebih tau lagi, kalian juga bisa nonton video review aku di sini ya.


See you on my next blog :)

With love,

Novia.



Halo semua.

Studio Tropik, salah satu brand kecantikan Indonesia, baru merilis produk Micellar Rosewater. Sekilas mengenai Studio Tropik, sebelumnya brand ini dikenal dengan produk priming spray water-nya yang disukai banyak orang termasuk beberapa beauty influencer Indonesia.

Aku sendiri pernah mencoba priming water Studio Tropik, tetapi unfortunately, aku sendiri kurang merasakan efeknya di wajahku yang cukup berminyak (aku coba varian yang biru).

Nah, aku penasaran banget pas Studio Tropik rilis produk baru, yaitu Micellar Rosewater yang dapat berfungsi sebagai pembersih make up juga sebagai toner. Jadi pas produknya rilis di website, aku langsung beli. Harganya IDR 119.000, awalnya aku pikir harganya cukup mahal untuk sekadar micellar water. Tetapi, kalau kualitasnya oke, ya why not?


Studio Tropik Micellar Rosewater

Aku suka banget packaging-nya dengan warna peach pink pastel yang cute banget. Botolnya pun tampak kokoh dengan design yang cantik. Hal yang paling unik ada di bagian atas botolnya. Berbeda dengan micellar water pada umumnya yang biasanya hanya ada bolongan kecil untuk mengeluarkan micellar water-nya. Nah, produk Studio Tropik ini menggunakan pump untuk mengeluarkan isi produknya. Unik sekali dan menjadi salah satu keistimewaan dari produk ini. Inovasi yang baik sekali.


Pump Studio Tropik Micellar Rosewater

Jadi untuk mengeluarkan produknya, kita hanya perlu menaruh kapas di atas pump, kemudian kita tekan perlahan pumpnya, dan kapasnya pun akan basah oleh micellar water. Micellar water ini tidak memiliki bau yang menyengat. Kalau tidak terlalu didekatkan ke hidung, tidak akan tercium baunya, karena memang diklaim no perfume. Tetapi kalau dicium banget, ada sedikit bau harum yang segar. Aku kurang yakin itu bau apa, tetapi karena produk ini mengandung rosewater, mungkin ini bau mawar yang tipis dan segar.

Selayaknya ketika membersihkan make up di wajah, aku akan memulai dengan membersihkan bagian mata. Aku menggunakan kapas yang sudah basah dengan Studio Tropik Micellar Rosewater kemudian menutup bagian mataku dan memijatnya perlahan selama 5-10 detik. Lalu, aku menghapus make up di bagian mataku dengan kapas tersebut. Satu swipe dengan kapas tadi belum cukup menghapus seluruh make up di wajahku. Eyeshadow-ku sudah hilang, namun bulu mataku masih banyak maskaranya, maskaranya juga jadi smudge di bawah mataku.

Mataku masih belum bersih, aku pun mengambil kapas baru dan membasahi lagi dengan Studio Tropik Micellar Rosewater. Perlahan aku menghapus lagi make up di bagian mata tadi, dan akhirnya bagian mataku bersih sama sekali, maskara pun hilang dari bulu mataku. Aku happy banget karena sebenarnya tidak semua micellar water bisa menghapus maskara dari bulu mataku. Terkadang aku tetap butuh cleansing oil untuk menghapusnya.

Tetapi aku agak kesulitan untuk menghapus make up di mataku yang lain. Solusinya adalah melipat kapas, kemudian aku menghapus sisa maskaraku yang smudge dengan bagian tengah kapas secara perlahan. Aku agak bingung menjelaskannya, nanti kalian bisa melihatnya lebih jelas di video aku ya.

Untuk make up lainnya seperti foundation dan kontur bisa hilang dengan mudahnya. Tetapi aku tetap butuh banyak kapas dan beberapa kali mengusap wajahku dengan kapas yang basah dengan Studio Tropik Micellar Rosewater hingga akhirnya wajahku benar-benar bersih dari make up.

Feeling-nya setelah menggunakan micellar water ini memang berbeda jika dibandingkan dengan micellar water lain. Jadi aku merasa kulitku bersih banget, ada sensasi dinginnya, juga pori-poriku jadi mengecil. Nah, dengan adanya efek tersebut aku baru merasa kalau harga IDR 119.000 ini worth dengan Studio Tropik Micellar Rosewater ini. Yes, micellar rosewater ini bisa digunakan sebagai toner juga. What a very good inovation!

Kesimpulannya aku suka dengan Studio Tropik Micellar Rosewater ini karena bisa membuat wajahku benar-benar bersih banget dari make up. Aku jadi merasa tidak perlu cuci muka lagi karena uda bersih banget. Tetapi kita harus tetap double cleansing ya setelah beraktivitas di luar ataupun make up.

Nah, sekian dulu blog aku kali ini, terima kasih untuk kalian yang sudah meluangkan waktu untuk membaca blog aku. Kalau dari kalian ada yang sudah mencoba Micellar Rosewater dari Studio Tropik ini boleh banget share pendapat kalian di comment box di bawah ini.

Untuk lebih jelasnya kalian juga bisa lihat video aku di sini ya.


Sampai bertemu di video aku selanjutnya.

With love,

Novia


Halo semua.

Kali ini aku mau review produk barunya BLP Beauty, yaitu Lip Stain. Kalau dilihat sekilas konsep Lip Stain ini serupa dengan lip tint dengan tekstur yang cair dan seolah menempel alami di bibir kita. Lip Stain pun biasanya menjanjikan ketahanan yang lebih lama.



Lip Stain BLP Beauty ini baru launching pada 5 Januari 2018 lalu, dan sampai aku menulis blog ini, aku sendiri belum menemukan klaim khusus dari Lip Stain ini, karena masih dijual di Tokopedia saja. Menurut deskripsi di Tokopedia, Lip Stain ini mengandung formula ringan berbahan dasar air yang buildable. Kenakan hanya di bagian dalam bibir untuk riasan natural, atau di seluruh bibir untuk hasil yang lebih intens.

Sebelum produk ini resmi launching, aku beberapa kali stalk IG BLP Beauty, di situ aku lihat beberapa informasi tambahan mengenai lip stain ini. Lip stain ini tidak disarankan digunakan sebagai blush ataupun eyeshadow karena akan cepat nge-set setelah kita usapkan, jadi akan pigmented banget dan sulit diblend. Kemudian, hasilnya yang natural membuat lip stain ini dapat membantu kamu yang mempunyai bibir berwarna gelap, karena hasilnya dapat memberikan kesan bibir yang cerah.

Ada 3 shade BLP Beauty Lip Stain, yaitu Grenadine Red yang cenderung kemerahan, Wild Berries yang cenderung pink agak tua, Heather Peach yang cenderung ke oranye/peach. Pilihanku jatuh pada Grenadine Red karena aku sendiri sedang mencari lipstick merah.

Untuk packaging-nya, khas BLP Beauty banget yang warnanya pastel pink gitu. Lip Stain ini dibungkus plastik tebal dan tutup putih yang menurut aku simple dan elegan.

Warna Grenadine Red ini benar-benar merah banget, kayak merah darah gitu. Teksturnya juga cair banget. Kemudian, packaging lip stain ini dibuat seolah-olah ada per gitu, mungkin karena teskturnya yang cair banget ya, jadi kita tidak perlu khawatir cairan Lip Stain ini akan tumpah dalam kondisi miring ataupun terjatuh.

Aplikatornya pendek dan berbentuk agak gepeng dengan ujung bundar tidak lancip seperti aplikator pada umumnya. Baunya seperti bau cherry yang mengingatkanku pada obat batuk anak kecil.

Aku akan mencoba menggunakan Lip Stain ini di bagian dalam bibir untuk memberikan kesan natural atau make up Korea Selatan. Dan inilah hasilnya.

Pemakaian BLP Beauty Lip Stain di bagian dalam bibir saja

Aplikatornya kayak mendukung banget buat digunakan di bagian dalam bibir. Pigmented banget dan aku suka hasilnya, sangat natural.

Kemudian aku juga mau coba menggunakan lip stain ini di seluruh bibirku dan inilah hasilnya.

Pemakaian  BLP Beauty Lip Stain di seluruh bibir

Menurutku, dengan bentuk aplikatornya yang agak gepeng, membuatku agak kesulitan untuk menggunakan BLP Lip Stain di seluruh bibirku. Aku sendiri ekstra hati-hati menggunakannya terutama ketika di bagian ujung luar bibir. Karena lip stain ini beneran langsung stain. Kemudian ketika aku menggunakan lip stain ini di seluruh bibir, tetap saja bagian yang paling pigmented adalah bagian dalam bibir dibandingkan bagian bibir lainnya. Hasilnya pun bibir tampak cerah. Meskipun digunakan di full lips dan shade-nya cukup merah, lip stain ini pun tidak memberikan kesan menor di bibir. 

Aku menguji coba lip stain ini, dengan makan mie ayam yang oily ketika aku menggunakan lip stain ini di full lips aku. Dan inilah hasilnya setelah aku makan mie ayam.

BLP Beauty Lip Stain di bibirku setelah makan mie ayam

Memang agak pudar terutama di bagian luar bibir. Tetapi di bagian dalam bibir masih ada pigmen lip stain dari BLP. Yang aku happy adalah hint aku menggunakan lip stain tuh masih ada di seluruh bibirku dan bibirku tampak cerah juga merah alami banget. Aku juga coba untuk retouch bibirku lagi dan inilah hasilnya.

BLP Beauty Lip Stain di bibirku setelah di-retouch

Yup, lip stain ini juga bisa di-retouch, buat kamu yang mungkin menginginkan tampilan bibir yang lebih plump. Aku pribadi sebenarnya masih oke dengan kondisi tanpa retouch tadi.

Jadi kesimpulannya adalah.

Kelebihan: affordable, pigmented banget, aplikatornya oke banget buat dipake di bagian dalem bibir, cukup tahan lama.
Kekurangan: hmm, mungkin lebih harus membiasakan diri aja dengan kemasannya yang ada per-nya gitu, terus aplikatornya yang gepeng kurang mendukung untuk digunakan di bagian luar bibir, jadi harus hati-hati pas mau pake di full lips.

Bisa dibilang aku sendiri kesulitan mencari kekurangan dari Lip Stain-nya BLP ini karena aku suka banget. Formulanya tuh oke banget dan buat kalian yang mulai jenuh dengan lip cream matte atau rindu dengan lip tint, kalian wajib banget cobain lip stain-nya BLP ini.

Untuk review yang lebih jelasnya, kamu bisa lihat video aku di sini ya.


Terima kasih untuk kalian yang sudah menyempatkan membaca blog ini. Sampai bertemu di blog aku selanjutnya.

With Love,

Novia
Hai hai!

Di postingan kali ini aku mau bahas skincare dari Innisfree, yaitu Aloe Revital Soothing Gel. Ini adalah aloe vera gel versinya Innisfree, seperti kita tahu beberapa brand Korea Selatan seperti berlomba-lomba merilis aloe vera gel di pasaran. Nah, apakah Aloe Revital Soothing Gel dari Innisfree ini cukup oke dibandingkan dengan aloe vera gel lainnya?


Sample Innisfree Aloe Revital Soothing Gel

Pertama kita simak klaimnya dulu ya, ini aku ambil dari website Innisfree Indonesia.

Tentang Aloe Vitalizing Energy™ Ekstrak formula aloe Jeju yang mampu merevitalisasi kulit dan memberi kelembapan mendalam bagi kulit. Melindungi kulit dari iritasi sekaligus memperkuat lapisan pelindung kulit dengan kandungan madecosside sehingga kulit terjaga dan tetap sehat.

Perkenalan Produk
1. Mengandung 93% ekstrak aloe organik Jeju Daging aloe yang terdapat di dalam daunnya mengandung amino acid dan kelembapan yang lebih kaya dibandingkan bagian aloe lainnya. Kandungan di dalamnya membantu menenangkan kulit yang teriritasi akibat sinar UV dan udara panas, sekaligus memberikan kandungan kelembapan intensif bagi kulit.
2. Manfaat penenang kulit sekaligus pembentuk lapisan pelindung kulit! Teknologi Aloe Vitalizing Energy™ membantu menenangkan kulit teriritasi sekaligus membentuk lapisan pelindung kulit sehingga kulit lebih segar dan sehat. *Tentang Aloe Vitalizing Energy™ Ekstrak formula aloe Jeju yang mampu merevitalisasi kulit dan memberi kelembapan mendalam bagi kulit. Melindungi kulit dari iritasi sekaligus memperkuat lapisan pelindung kulit dengan kandungan madecosside sehingga kulit terjaga dan tetap sehat.
3. Multi-fungsi untuk kelembapan intensive bagi area yang membutuhkan
Dapat digunakan kapanpun di manapun, mulai dari rambut, wajah, tangan, kaki, dan area lainnya yang membutuhkan kelembapan intensif serta perawatan dari iritasi eksternal. Kelembapan mendalam yang diberikan mampu membantu merevitalisasi kulit dan memberi energi pada kulit sehingga nampak lebih sehat bercahaya.
4. 5-Free System Bebas pewarna, mineral oil, artificial fragrances, animal ingredients and imidazolidinyl urea.

Berdasarkan informasi mengenai produk ini, salah satu perbedaan yang kelihatan, Innisfree Aloe Revital Soothing Gel dibandingkan dengan aloe vera gel lainnya adalah kandungan 93% ekstrak aloe vera. Produk sejenis brand lain mengandung 92% aloe vera, ada juga yang 99%. Inti lainnya adalah gel ini dapat berfungsi sebagai pelembab, penenang, dan pencegah iritasi di kulit. Gel ini juga dapat digunakan di beberapa bagian tubuh seperti rambut, wajah, tangan, kaki, dan area lain yang terasa kering. Namun, aku sendiri hanya pernah mencoba gel ini di wajah saja.

Aku mendapatkan sample size dari produk ini yang ukurannya hanya 8 ml, namun cukup aku pakai sampai 6x. Teksturnya gel bening seperti gambar di bawah ini. Dengan ukuran segini di tanganku dapat mengcover wajah dan leherku.


Tekstur Innisfree Aloe Revital Soothing Gel

Ada wanginya sedikit dan lembut sekali. Terasa fresh ketika gel ini sampai di permukaan kulit wajahku. Gelnya pun langsung menyerap dan wajahku langsung terasa lembab dari dalam permukaan wajahku. Jadi bukan typical lembab yang membuat kulitku berminyak. Setelah menggunakan gel ini, aku menggunakan moisturizer yang biasa aku gunakan dan tidak membuat kulitku jadi lebih berminyak. Hal positif lainnya adalah ketika menggunakan gel ini, foundation yang biasa membuat kulitku patchy karena terlalu kering, kali ini tidak memberikan efek patchy. Jadi kulitku memang lembab dari dalam sehingga wajahku tetap fresh dan tidak menambah minyak di wajahku yang oily. Kemudian, setelah diusapkan di wajah, wajahku juga terasa lembut. Kalau kamu mau menggunakan gel ini sebagai pengganti moisturizer juga bisa karena sudah cukup melembabkan.

Pada beberapa produk aloe vera gel brand lain, banyak yang memberikan review kalau produk tersebut dapat mengurangi bruntusan ataupun mencegah jerawat yang tumbuh. Nah, aku tidak merasakan hal ini. Kebetulan ketika aku mencoba Innisfree Aloe Revital Soothing Gel ini ada 1 jerawat yang mau tumbuh, juga sedikit bruntusan. Tetapi hasilnya sama saja, bruntusanku tidak berkurang, jerawat yang sedang tumbuh juga tetap tumbuh begitu saja. Sepertinya karena Innisfree Aloe Revital Soothing Gel tidak mengandung alkohol. Jadi bukan typical gel yang dapat membunuh bakteri atau ada efek mengeksfoliasi kulit kita. Yang memang tidak ada juga di klaim produknya.

Kesimpulannya dari Innisfree Aloe Revital Soothing Gel ini adalah

Kelebihan: melembabkan dari dalam, cocok untuk kamu yang kulitnya berminyak yang biasanya setelah mencuci muka dengan sabun cuci muka untuk wajah berminyak, kulitnya menjadi kering. Kamu bisa menggunakan gel ini untuk melembabkan wajah kamu tanpa membuat wajahmu menjadi lebih berminyak sehingga kamu bisa menggunakan make up dengan lebih mudah. Cepat menyerap di kulit wajah, baunya lembut dan segar, dan tidak mengandung alkohol.

Kekurangan: bukan typical produk yang dapat mengurangi bruntusan ataupun mencegah pertumbuhan jerawat, produk ini lebih sebagai pelembab yang dapat digunakan di beberapa bagian tubuh kamu.

Apakah ada di antara kalian yang sudah mengandalkan Innisfree Aloe Revital Soothing Gel sebagai pelembab wajah kamu? Aku sendiri suka dengan gel ini karena dapat membuat wajahku lembab tetapi tidak menambah minyak di wajah. Tetapi kembali lagi, skincare memang belum tentu cocok di semua jenis kulit. Buat kalian yang sudah coba bisa share pendapat kalian mengenai gel ini di kolom komentar ya.

Terima kasih untuk kalian yang sudah meluangkan waktu untuk membaca postingan blog ini. Sampai bertemu di postingan blog aku selanjutnya.

With love,

Novia.



Halo semua, gimana kabarnya?

Di blog aku kali ini, aku mau review Emina CREAMATTE!. Jadi ini adalah produk liquid lipstick-nya Emina yang hasilnya matte. Harganya cukup terjangkau lho, yaitu di bawah IDR 50.000. Aku sendiri lupa pas aku beli harganya berapa, tetapi pas aku cek di Lazada semua harganya di bawah IDR 50.000. Terjangkau banget kan?


Packaging Emina

Packaging Emina

Nah, di kemasannya sendiri Emina mengatakan bahwa

"Emina CREAMATTE! Lip cream dengan matte finish, mengandung Vitamin E yang melembabkan."

Jadi klaim produk ini di kemasannya sih itu aja. Hasilnya matte dan mengandung vitamin E yang melembabkan. Aku memutuskan untuk membeli shade 03 Mauvelous karena warnanya cukup menarik. Awalnya aku mau beli yang nude, tapi pas aku coba, warna shade-nya sama banget sama SASC Antoinette (baca review-nya di sini) yang aku sudah punya.

Lip cream ini dikemas dalam kotak seukuran lip cream-nya, yang juga berwarna mauve. Isinya 5,5 gr. memang tidak begitu banyak dibandingkan dengan lip cream lainnya yang bisa sampai 8 ml. Untuk alat pemuasnya sendiri cukup bagus, aku tidak memiliki masalah dengan alat pemuasnya. Tekstur lip cream ini cenderung creamy (sesuai dengan namanya) dan pigmented banget. Dan inilah shade 03 Mauvelous di tangan dan bibirku.

Emina CREAMATTE! 03 Mauvelous di tanganku.

My bare lips.

Bibirku dengan Emina CREAMATTE! 03 Mauvelous (edisi senyum)

Bibirku dengan Emina CREAMATTE! 03 Mauvelous (edisi flat)

Setelah aku pakai di bibirku, ternyata warnanya mauve yang lebih ngepink gitu. Termasuk golongan warna yang agak terang sih menurutku sendiri, agak di luar zona nyaman aku yang biasanya pakai lipstick dengan warna nude atau tidak terlalu terang.

Sekali pakai, langsung pigmented banget jadi tidak perlu dibuild lagi, karena sudah meng-cover seluruh bibirku. Tapi buildable juga kok, jadi kamu mau sekali atau dua kali oles pun tidak apa-apa, tidak akan merusak tekstur lip cream-nya. Namun sekali saja sudah cukup. Lip cream ini juga hasilnya matte banget dan kissproof. Karena hasilnya matte banget, kalau bibir kita lagi gak senyum, kerutannya jadi kelihatan banget sih. Mungkin beberapa dari kalian ada yang mempertimbangkan hal ini banget. Buatku sendiri ini bukan menjadi masalah.

Di klaim produk ini, Emina mengatakan kalau lip cream-nya mengandung vitamin E yang melembabkan bibir kita. Honestly, aku sendiri kurang begitu merasakannya ya. Ketika menggunakan lip cream ini, bibirku tetap terasa kering. Kekurangannya lagi menurutku, lip cream ini bukan tipikal lip cream yang ringan. Kalau beberapa liquid lipstick atau lip cream banyak yang memberikan gimmick kalau produknya ringan digunakan "seperti tidak menggunakan lip product apapun", nah aku tidak merasakannya di produk ini. Tetapi ini juga bukan masalah besar, karena Emina juga tidak mengklaim hal tersebut.

Aku melakukan ujian yang cukup berat untuk CREAMATTE! Emina kali ini, yaitu aku menggunakan lip cream ini untuk makan mie ayam (yang kita tau mie ayam itu cukup oily ya) untuk mengetahui ketahanan dari lip cream ini. Dan hasilnya di bibirku setelah aku makan mie ayam adalah seperti ini.

Bibirku setelah makan mie ayam

Yup, hasilnya lip cream yang ada di bagian tengah bibirku sudah pudar nih. Berarti lip cream ini bukan lip cream edisi kondangan juga ya, yang aman kena makanan apapun. Namun, kabar baiknya setelah aku retouch, hasilnya kayak awal lagi kok. Jadi bisa banget di-retouch. Apalagi produknya kecil, yang mungkin memang diperuntukan lip cream on the go gitu ya.

After retouch!

Kesimpulannya dari Emina CREAMATTE! ini adalah

Kelebihannya adalah affordable banget, mudah ditemukan di mana-mana, packaging-nya oke, ukurannya pas banget (tidak begitu besar dan jadi mudah dibawa ke mana-mana), pigmented, matte, buildable, bisa banget di-retouch.

Kekurangannya adalah agak kering menurutku, typical lip cream yang akan menunjukkan garis-garis bibir kamu (better lip scrub dulu sebelum pake lip cream ini), warna mauve-nya terlalu terang buat aku (not my comfort zone, tapi bisa aja ini jadi kelebihan buat kalian), ketahanannya biasa aja (tapi bisa di-retouch sih).

Aku pribadi suka dan puas dengan lip cream ini, karena harganya affordable dan kekurangannya pun masih bisa aku tolerir. Lip cream ini termasuk produk lokal yang oke dan must try banget buat kalian yang memang demen pakai lip cream / liquid lipstick matte.

Nah, buat kalian yang merasa foto aku kurang jelas atau gimana, bisa banget kalian coba cek video aku di Youtube tentang review Emina Creamatte ini, ya.


Thank you buat kalian yang sudah ngeluangin waktu untuk baca blog aku. Hasil produk make up bisa berbeda-beda di setiap orang ya, jadi be free untuk coba produk yang aku review juga share pendapat kalian. Sampai ketemu di postingan blog aku yang selanjutnya.

With Love,

Novia