Bali Getaway

Hai! Bali merupakan salah satu destinasi wisata terbaik di Indonesia. Kali ini aku mau cerita mengenai wisata Bali yang terjangkau dan menyenangkan.

Jadi aku berangkat dari Jakarta hari Kamis malam, aku terbang dengan Airasia. Kebetulan dapat tiket yang cukup terjangkau dari Airasia, harganya sekitar IDR 1.550.000 pulang pergi, tetapi waktunya menjelang tengah malam. 

Sesampainya di Bali sekitar tengah malam. Aku yang pergi bersama temanku memutuskan untuk menginap di bandara untuk mengirit cost penginapan kami. Lagipula besok paginya kami sudah mengambil trip untuk ke Nusa Penida seharian. Sebelum memutuskan untuk menginap di bandara pada malam harinya, aku sudah browsing beberapa informasi di internet. Menurut beberapa cerita di internet, Bandara Ngurah Rai memang sering dijadikan tempat tidur sementara bagi para backpacker. Tempat yang biasa digunakan untuk tidur adalah Mushola. Tetapi entah mengapa aku tidak berhasil menemukan Mushola yang dimaksud. Sepanjang pencarian Mushola, aku justru melihat banyak orang yang tidur random di selasar bandara. Akhirnya aku dan temanku memutuskan mencari kursi yang nyaman setidaknya untuk kami tidur sampai esok hari. Sayangnya kami tidak bisa tidur dengan lelap di sana. Pada pk. 04.00 kami memutuskan untuk memanggil Go-Car dan menuju penginapan kami di dekat Sanur untuk menitipkan barang serta berganti baju di sana.

Matahari terbit yang artinya perjalananku ke Nusa Penida akan segera dimulai. Pk. 07.30, aku dan temanku berangkat ke Sanur. Sebelum ke area pelabuhan, kami berfoto-foto dulu di pantai Sanur. Pantai Sanur dulu merupakan salah satu pantai favorit di Bali. Di sini merupakan tempat yang tepat untuk kamu menikmati suasana sunrise. Tetapi pantainya agak kotor menurutku, dari pengalamanku justru lebih bersih dan indah Pantai Tanjung Lesung dibandingkan dengan Pantai Sanur.

Menikmati pemandangan Pantai Sanur

Sekitar pk. 08.30 kapal yang aku pesan untuk singgah di Nusa Penida akhirnya siap berangkat dari Sanur. Aku menggunakan speedboat umum bersama rombongan wisatawan lain. Perjalanan ke Nusa Penida sekitar 30 menit s.d. 1 jam. Sesampainya di Nusa Penida, aku dan temanku mencari mobil dan driver yang sudah kami booking sebelumnya. Hari ini kami akan menjelajahi Nusa Penida bagian barat. Perhentian pertama kami adalah pelabuhan Banjar Nyuh. Sebenarnya ini bukan destinasi wisata pada umumnya, melainkan salah satu pelabuhan untuk singgah di Nusa Penida. Namun, warna pasir yang putih bersih dan lautan yang berawarna biru jernih membuat aku dan temanku akhirnya turun untuk menikmati ombak-ombak kecil yang menerpa kaki kami.

Aku di Pelabuhan Banjar Nyuh

Selepas dari Pelabuhan Banjar Nyuh, kami dibawa menuju Crystal Bay. Jadi ini semacam hidden beach di Nusa penida. Berikut adalah fotonya.

Pemandangan Crystal Bay Nusa Penida


Aku di salah satu sisi Crystal Bay Nusa Penida

Pantainya cukup indah, jika kamu menginap di area Nusa Penida, bisa bersantai di pantai ini cukup lama, namun sayangnya aku hanya menghabiskan seharian di Nusa Penida, jadi aku melanjutkan perjalananku menuju Klingking Beach. Ini salah satu spot favorit di Nusa Penida Barat dan tak disangka di sini cukup ramai.

Pemandangan Klingking Beach

Pemandangan salah satu sisi lain Klingking Beach

Jadi Klingking Beach ini bukanlah pantai seperti Crystal Bay. Melainkan tempat yang cukup tinggi untuk melihat pantai Klingking Beach yang ada di bawah (seperti di foto pertama). Sebenarnya bisa saja turun ke bagian pantainya di bawah, tetapi butuh waktu yang cukup lama, kalau kamu mau baiknya menginap di area Nusa Penida. Setelah Klingking Beach kami dibawa ke restoran oleh driver untuk makan siang.

Setelah makan siang, perjalanan kami berlanjut menuju Angel Billabong. Angel Billabong seperti batuan karang yang terkena ombak sehingga membentuk telaga. Sayangnya aku juga tidak bisa masuk ke telaganya karena waktunya habis dan sudah hampir hujan.

Aku di Angel's Billabong

Ya, langit tampak akan hujan sebentar lagi, aku dan temanku berlari menuju tempat selanjutnya agar tidak keburu hujan, tempat yang kami tuju adalah Broken Beach. Tidak jauh dari Angel's Billabong, kami menyusuri jalan menuju Broken Beach. Tempat ini juga merupakan batu karang yang sudah rusak terkena ombak. Namun rusaknya batu karang ini berbentuk sangat indah dan menarik wisatawan. Sayangnya ketika sampai di Broken Beach, hujan langsung turun dengan deras. Aku dan temanku langsung mengambil foto dan kembali ke mobil.

Aku dengan pemandangan Broken Beach, Nusa Penida

Selepas dari Broken Beach, aku dibawa kembali ke dermaga untuk menunggu kapal yang akan kami tumpangi kembali menuju Sanur. Pemberangkatan dari Nusa Penida menuju Sanur dijadwalkan pada pukul 16.00. Kami sampai di Sanur sekitar pukul 17.00. Perjalanan di Nusa Penida cukup melelahkan, ditambah malam sebelumnya kami belum tidur secara proper. Namun perjalanan tersebut cukup mengesankan, masih ada beberapa wishlist yang belum tercapai di Nusa Penida, yaitu mengunjungi Nusa Penida bagian timur dan turun ke Klingking Beach. Semoga suatu saat bisa terlaksana.

Sesampai di Pantai Sanur, aku dan temanku langsung menuju hotel untuk mandi juga beristirahat sebentar. Ketika malam tiba, kami mulai merasa lapar dan mencari melalui Google, rekomendasi makanan Bali yang nikmat. Sate plecing merupakan salah satu yang disarankan oleh Google. Aku dan temanku pun bergegas menuju Sate Plecing Mak Lukluk yang ternyata masuk dalam salah satu kuliner terbaik Sanur. Tidak jauh dari hotel, kami menggunakan taksi online menuju ke sana. Betul saja, menunya sudah banyak yang sold out. Kami akhirnya memesan menu yang masih tersedia antara lain Sate Plecing dan Babi Goreng Sambal Matah (tempat makan ini tidak halal). Rasanya lumayan lezat, terutama Babi Goreng Sambal Matahnya. Restorannya bisa dicari melalui Google Maps, tempatnya berupa rumah makan di pinggir jalan raya cukup besar dan semi-outdoor.

Sate Plecing Mak Lukluk Bali

Selesai makan, tubuh kami langsung tumbang di atas kasur. Rencana awal untuk bangun pagi dan menikmati sunrise di Sanur pun batal, karena kami terlalu lelah. Sebangunnya, kami bersiap-siap menyusuri jalan di pantai Sanur mencari makanan berupa snack ataupun nasi Bali. Kami menemukan sebuah cafe di pinggir pantai Shindu, yang menjual cake yang lezat sekali. Sayang sekali aku lupa namanya dan tidak sempat memotret kuenya karena saat itu sudah sangat lapar. Cafe ini menjual roti cokelat, carrot cake, dan kue lainnya yang harganya tidak mahal. Satu slice besar bervariasi harganya tetapi di bawah IDR 50.000. Cake tersebut rupanya belum memuaskan rasa lapar kami. Akhirnya dengan saran dari karyawan cafe, kami menuju Warung Bu Adi yang menjual nasi Bali halal.

Nasi Bali Porsi Lengkap Warung Bu Adi

Sesampainya di Warung Bu Adi, kami cukup terkejut karena lumayan ramai dan harus mengantri. Sampai akhirnya datanglah makanan yang kami pesan. Rumah makannya seperti di teras rumah di pinggir jalan raya. Aku cukup menikmati nasi Bali ini, meskipun aku merasa sambal matah dan sate lilitnya kurang mantap. Setelah makan di Warung Bu Adi, aku dan temanku kembali ke hotel untuk packing dan cek out. Kami akan pindah hotel ke area Kuta. Perjalanan menuju Kuta dari Sanur sebenarnya tidak terlalu lama, tapi memang tidak dekat juga. Kami menggunakan taksi online dan kebetulan mendapatkan supir ramah yang ternyata berprofesi sebagai tour guide. Temanku kurang puas dengan nasi Bali di Warung Bu Adi, hingga akhirnya bli supir mengajak kami untuk mencoba salah satu nasi Bali langganannya yang kebetulan juga halal.

Lontong Ayam Bu Sri

Agar berbeda dengan nasi sebelumnya, di rumah makan ini aku memesan lontong dengan kuah kari. Ada topping sayur, kacang, suwiran ayam, juga sambal di lontong ini. Rasanya enak, harganya pun terjangkau, tidak sampai IDR 30.000 tapi aku lupa tepatnya berapa. Selesai makan, kami melanjutkan perjalanan kami menuju Hotel Neo Kuta. Sampai di hotel, kami beristirahat sejenak. Setelah beristirahat aku memutuskan mencoba massage dan spa yang bekerja sama dengan Hotel Neo Kuta. Letaknya dekat dari hotel, aku berjalan kaki ke sana. Sayangnya aku lupa nama tempat spa-nya, tetapi so far so good, tidak seberapa istimewa, tetapi lumayan membuat badan relax ditambah adanya bebauan melati yang menyegarkan.

Malamnya aku dan temanku sudah merencanakan untuk wisata kuliner. Untuk kuliner, wilayah Kuta memang lebih banyak pilihannya dibandingkan Sanur. Pertama kami memutuskan untuk makan bubur di Laota. 

Bubur dan Ayam Panggang di Laota

Laota menyajikan comfort food yang pasti semua orang suka, yaitu berupa bubur beserta lauknya. Yang terbaik di Laota adalah cakwe-nya yang gurih dan sangat garing. Setelah selesai makan di Laota, kami pergi ke seberangnya, ke Bakso Buka Baju untuk menikmati sajian bakso bakarnya.

Bakso Bakar Buka Baju

Rasanya oke meskipun cukup standard. Setelah makan bakso ini, kami kembali ke hotel untuk beristirahat.

Ceritaku di Bali masih belum selesai lho, aku akan melanjutkan ceritaku di blog selanjutnya ya. Sampai bertemu lagi.

With love,

Novia




No comments:

Post a Comment