On Vacation to Bromo Malang Part 1
Halo semua, gimana kabarnya?
Kehabisan ide untuk jalan-jalan? Kali ini aku akan share cerita liburan ku bersama tour Bromo. Quite affordable menurut aku untuk liburan yang bisa dinikmati banget. Kebetulan aku ambil paket trip di Fun Adventure dengan harga Rp300.000,00 sudah include Jeep ke beberapa spot wisata dan snacks. Why do we need Jeep? Karena perjalanan menuju beberapa spot wisata di Bromo menanjak juga ada yang berpasir. So we do need Jeep to complete our trip in Bromo.
Aku menginap di Hotel Grage Malang, lokasinya di daerah Kabupaten Malang, agak jauh dari Kota Malang. Tetapi aku akui hotel ini termasuk hotel strategis di Malang karena dekat dengan beberapa tempat wisata seperti Hawaii Waterpark, juga termasuk hotel murah di Malang karena harganya terjangkau sekitar Rp300.000,00 per malamnya. Namun, aku kurang suka dengan beberapa service hotel ini, yaitu seprainya kotor, ada bercak cokelat-cokelat. Di hari kedua aku pikir akan diganti, tapi teryata tidak. Cuma diberesin aja bed-nya. Terus, di kamar hotelku pintunya seret, jadi agak susah untuk buka tutup pintunya. Untuk makanan, selama aku menginap di hotel ini, aku mengandalkan makanan dari GoFood karena aku tidak mengambil paket menginap dengan breakfast. Mengingat aku akan menghabiskan satu pagi di Bromo, jadi aku memutuskan tidak mengambil breakfast-nya.
Aku memulai perjalanan ke Bromo pada pukul 12.00 malam. Kami bertemu dengan pihak tur di KFC Alun-alun kota Malang. Tujuan pertama kami adalah ke Pananjakan 1, spot melihat sunrise Bromo. Perjalanan dari KFC Malang menuju kawasan Bromo sekitar 3 jam. Sesampainya di sana masih sekitar pk. 03.00 dan hawanya dingin banget di sini, aku pake jaket tebal dan masi berasa kedinginan banget. Aku ke sana di bulan Maret dan weekdays tapi rame lho, yang dateng ke sana. Gak cuma turis lokal doang, ada juga beberapa turis luar yang datang dan hendak melihat sunrise di Bromo lho.
Daan akhirnya sunrise Bromo yang ditunggu datang juga. Tapi sayangnya mataharinya ngumpet nih. Jadi cuma kayak gini pemandangannya. Not bad sih, karena ada Gunung Bromo-nya jadi dramatis gitu. Tapi aku yakin kalau awannya geser sedikit dan mataharinya kelihatan pasti lebih cantik.
Setelah waktu sunrise Bromo sudah berlalu, aku kembali ke jeep dan memulai perjalanan ke Love Hill. Nah ini sudah di wilayah Bromo banget, banyak pasir dan stepa. Banyak bukit dan tempatnya ala ala banget, pas buat kamu yang hobi foto-foto.
Puas foto-foto di Love Hill, habis itu kita lanjut ke Gunung Bromo-nya. Jadi di wilayah Bromo ini banyak bukit-bukit dan gunung yang sudah tidak aktif. Hanya Gunung Bromo yang masih aktif dan membuat gunung Bromo terlihat berwarna hitam keabuan sendiri. Sedangkan bukit dan gunung lain yang sudah tidak aktif, sudah ditumbuhi rumput-rumput hijau. Kita cuma diantar oleh Jeep di kaki gunungnya aja. Bahkan gak di kaki gunung persis. Lumayan jauh ke kaki gunungnya. Di situ banyak kuda, yang ditawarkan sebagai transportasi menuju kawah Bromo. Sebenarnya bisa aja sih jalan ke kawah Bromo, tapi jauh banget. Aku pribadi memilih naik kuda, untungnya driver aku mau nego-in ke tukang kudanya, jadi harganya gak mahal-mahal banget, sekitar Rp120.000,00 an, meskipun emang dapet kudanya yang kecil sih. Ada juga kuda yang gede gagah gagah gitu deh, tapi harganya bisa dua kali lipat kudaku.
Pas naik kuda, kita gak dilepas sama kudanya doang kok. Empunya kuda juga nemenin sampai kawah dan balik lagi buat nuntun kudanya. Jalan kaki si bapak, hebat banget deh emang karena jauh banget. Sebelum sampai ke kaki gunung, kita melewati hamparan pasir yang luas, ada Pura Luhur Poten di hamparan pasir tersebut. Lokasinya dekat dengan kaki gunung Bromo. Menurut informasi yang kudapat, Pura ini digunakan oleh masyarakat Tengger untuk melakukan ibadah keagamaan.
Daan akhirnya waktunya mendaki Gunung Bromo bersama kuda dan empunya. Medannya berbatu dan lumayan tinggi juga lho. Ada juga beberapa wisatawan yang jalan kaki menuju kawah. Whew, salut sama mereka. Tapi ternyata, kita gak dianter sampe kawah. Kita dianter sampe tangga yang menuju ke kawah. Yes, ada tangga yang terbuat dari batu, yang menuntun kita ke kawah Bromo. Lumayan tinggi juga naiknya dan harus hati-hati karena tangganya kecil-kecil tapi banyak.
Sampai juga di kawah Bromo, yang cukup ramai dan harus ekstra hati-hati di sana. Kita bisa melihat gejolak lava-nya, bau belerang, juga asap. Sedihnya adalah banyak banget sampah di sana. Ada juga tulisan-tulisan vandalism di sana. Hmm, please deh, jangan sesekalinya nodain tempat wisata, karena itu citra Indonesia di mata wisatawan internasional. Merusak keindahan banget.
Setelah puas berfoto-foto di kawah Bromo, aku turun lagi melewati tangga kecil-kecil yang banyak itu. Lalu turun dengan kuda lagi, diantar ke area parkir Jeep. Ada yang jualan bakso Malang, karena memang baru makan pop mie aja pas pagi nunggu sunrise, aku pun membeli bakso Malang. Lumayan murah, cuma Rp15.000,00 di tempat wisata, rasanya juga enak (mungkin karena tercampur sedikit pasir?). Oh, ya sehabis ini ada 2 spot wisata lagi yang dikunjungi dan 2 spot wisata tersebut tidak ada MCK-nya. Jadi better, kamu buang air dulu di kawasan Bromo ini sebelum lanjut ke Pasir Berbisik dan Bukit Teletubies.
Lanjut ke Pasir Berbisik. Sebenarnya lokasinya cuma hamparan pasir abu-abu yang luas dan berangin. Menjadi spot wisata, karena lokasi ini pernah digunakan untuk shooting film Pasir Berbisik (2001) yang dibintangi Dian Sastro. Film ini cukup terkenal dan meraih berbagai penghargaan juga. Berikut adalah foto-fotoku di Pasir Berbisik.
Nah, ini waktunya kita ke spot terakhir ke Bukit Teletubies. Dinamai Bukit Teletubies karena banyak bukitnya, kayak di film Teletubies zaman dulu. Di sini lebih banyak rumputnya dibanding pasir. Tempatnya masih ala ala juga, bisa banget buat foto-foto.
Daan, berakhir lah wisata Bromo ini. Kami diantar kembali naik Jeep ke Kota Malang.
Kehabisan ide untuk jalan-jalan? Kali ini aku akan share cerita liburan ku bersama tour Bromo. Quite affordable menurut aku untuk liburan yang bisa dinikmati banget. Kebetulan aku ambil paket trip di Fun Adventure dengan harga Rp300.000,00 sudah include Jeep ke beberapa spot wisata dan snacks. Why do we need Jeep? Karena perjalanan menuju beberapa spot wisata di Bromo menanjak juga ada yang berpasir. So we do need Jeep to complete our trip in Bromo.
Aku menginap di Hotel Grage Malang, lokasinya di daerah Kabupaten Malang, agak jauh dari Kota Malang. Tetapi aku akui hotel ini termasuk hotel strategis di Malang karena dekat dengan beberapa tempat wisata seperti Hawaii Waterpark, juga termasuk hotel murah di Malang karena harganya terjangkau sekitar Rp300.000,00 per malamnya. Namun, aku kurang suka dengan beberapa service hotel ini, yaitu seprainya kotor, ada bercak cokelat-cokelat. Di hari kedua aku pikir akan diganti, tapi teryata tidak. Cuma diberesin aja bed-nya. Terus, di kamar hotelku pintunya seret, jadi agak susah untuk buka tutup pintunya. Untuk makanan, selama aku menginap di hotel ini, aku mengandalkan makanan dari GoFood karena aku tidak mengambil paket menginap dengan breakfast. Mengingat aku akan menghabiskan satu pagi di Bromo, jadi aku memutuskan tidak mengambil breakfast-nya.
Aku memulai perjalanan ke Bromo pada pukul 12.00 malam. Kami bertemu dengan pihak tur di KFC Alun-alun kota Malang. Tujuan pertama kami adalah ke Pananjakan 1, spot melihat sunrise Bromo. Perjalanan dari KFC Malang menuju kawasan Bromo sekitar 3 jam. Sesampainya di sana masih sekitar pk. 03.00 dan hawanya dingin banget di sini, aku pake jaket tebal dan masi berasa kedinginan banget. Aku ke sana di bulan Maret dan weekdays tapi rame lho, yang dateng ke sana. Gak cuma turis lokal doang, ada juga beberapa turis luar yang datang dan hendak melihat sunrise di Bromo lho.
Daan akhirnya sunrise Bromo yang ditunggu datang juga. Tapi sayangnya mataharinya ngumpet nih. Jadi cuma kayak gini pemandangannya. Not bad sih, karena ada Gunung Bromo-nya jadi dramatis gitu. Tapi aku yakin kalau awannya geser sedikit dan mataharinya kelihatan pasti lebih cantik.
Ini sunrise Bromo pas masih gelap
Ini udah lumayan terang, tapi mataharinya ngumpet :(
Dingin banget, aku pake kupluk, jaket tebal, legging panjang, dan sepatu. Perlu banget bawa sarung tangan.
BTW ini masih di Pananjakan 1, spot melihat sunrise.
Lokasinya masih di area Pananjakan 1
Setelah waktu sunrise Bromo sudah berlalu, aku kembali ke jeep dan memulai perjalanan ke Love Hill. Nah ini sudah di wilayah Bromo banget, banyak pasir dan stepa. Banyak bukit dan tempatnya ala ala banget, pas buat kamu yang hobi foto-foto.
Love Hill, banyak pasir dan bukit.
Aku dan Jeep
Puas foto-foto di Love Hill, habis itu kita lanjut ke Gunung Bromo-nya. Jadi di wilayah Bromo ini banyak bukit-bukit dan gunung yang sudah tidak aktif. Hanya Gunung Bromo yang masih aktif dan membuat gunung Bromo terlihat berwarna hitam keabuan sendiri. Sedangkan bukit dan gunung lain yang sudah tidak aktif, sudah ditumbuhi rumput-rumput hijau. Kita cuma diantar oleh Jeep di kaki gunungnya aja. Bahkan gak di kaki gunung persis. Lumayan jauh ke kaki gunungnya. Di situ banyak kuda, yang ditawarkan sebagai transportasi menuju kawah Bromo. Sebenarnya bisa aja sih jalan ke kawah Bromo, tapi jauh banget. Aku pribadi memilih naik kuda, untungnya driver aku mau nego-in ke tukang kudanya, jadi harganya gak mahal-mahal banget, sekitar Rp120.000,00 an, meskipun emang dapet kudanya yang kecil sih. Ada juga kuda yang gede gagah gagah gitu deh, tapi harganya bisa dua kali lipat kudaku.
Kudanya kecil banget, tapi murah, ehe
Pas naik kuda, kita gak dilepas sama kudanya doang kok. Empunya kuda juga nemenin sampai kawah dan balik lagi buat nuntun kudanya. Jalan kaki si bapak, hebat banget deh emang karena jauh banget. Sebelum sampai ke kaki gunung, kita melewati hamparan pasir yang luas, ada Pura Luhur Poten di hamparan pasir tersebut. Lokasinya dekat dengan kaki gunung Bromo. Menurut informasi yang kudapat, Pura ini digunakan oleh masyarakat Tengger untuk melakukan ibadah keagamaan.
Daan akhirnya waktunya mendaki Gunung Bromo bersama kuda dan empunya. Medannya berbatu dan lumayan tinggi juga lho. Ada juga beberapa wisatawan yang jalan kaki menuju kawah. Whew, salut sama mereka. Tapi ternyata, kita gak dianter sampe kawah. Kita dianter sampe tangga yang menuju ke kawah. Yes, ada tangga yang terbuat dari batu, yang menuntun kita ke kawah Bromo. Lumayan tinggi juga naiknya dan harus hati-hati karena tangganya kecil-kecil tapi banyak.
Tangganya banyak dan kecil-kecil.
Tinggi kan? Istirahat sambil foto-foto.
Sampai juga di kawah Bromo, yang cukup ramai dan harus ekstra hati-hati di sana. Kita bisa melihat gejolak lava-nya, bau belerang, juga asap. Sedihnya adalah banyak banget sampah di sana. Ada juga tulisan-tulisan vandalism di sana. Hmm, please deh, jangan sesekalinya nodain tempat wisata, karena itu citra Indonesia di mata wisatawan internasional. Merusak keindahan banget.
OOTD ala ala di salah satu spot Bromo
Masih foto- foto di area Bromo
Nah, ini di kawah Gunung Bromo
Setelah puas berfoto-foto di kawah Bromo, aku turun lagi melewati tangga kecil-kecil yang banyak itu. Lalu turun dengan kuda lagi, diantar ke area parkir Jeep. Ada yang jualan bakso Malang, karena memang baru makan pop mie aja pas pagi nunggu sunrise, aku pun membeli bakso Malang. Lumayan murah, cuma Rp15.000,00 di tempat wisata, rasanya juga enak (mungkin karena tercampur sedikit pasir?). Oh, ya sehabis ini ada 2 spot wisata lagi yang dikunjungi dan 2 spot wisata tersebut tidak ada MCK-nya. Jadi better, kamu buang air dulu di kawasan Bromo ini sebelum lanjut ke Pasir Berbisik dan Bukit Teletubies.
Menuju tempat jeep, pasir semua!
Lanjut ke Pasir Berbisik. Sebenarnya lokasinya cuma hamparan pasir abu-abu yang luas dan berangin. Menjadi spot wisata, karena lokasi ini pernah digunakan untuk shooting film Pasir Berbisik (2001) yang dibintangi Dian Sastro. Film ini cukup terkenal dan meraih berbagai penghargaan juga. Berikut adalah foto-fotoku di Pasir Berbisik.
Pemandangannya bukit dan pasir
Pasir semua.
Pasir Berbisik
Nah, ini waktunya kita ke spot terakhir ke Bukit Teletubies. Dinamai Bukit Teletubies karena banyak bukitnya, kayak di film Teletubies zaman dulu. Di sini lebih banyak rumputnya dibanding pasir. Tempatnya masih ala ala juga, bisa banget buat foto-foto.
Banyak ilalang tinggi di Bukit Teletubies
Masih ada pasirnya juga, tapi kebanyakan rumput. Oke buat foto-foto.
Udah ada jalan aspalnya lhoo.
Foto di antara rumput di Bukit Teletubies
Daan, berakhir lah wisata Bromo ini. Kami diantar kembali naik Jeep ke Kota Malang.
Pesan dan kesannya Bromo itu cantik banget. Buat kalian orang Indonesia yang sudah sering keluar negeri, tapi belum pernah ke Bromo, please sempatkan ke sini. Harganya juga affordable pas juga buat mahasiswa yang mau liburan bareng teman-temannya. Yang pasti buat orang Indonesia wajib banget sesekali datang ke Bromo.
Seusai wisata Bromo ini, aku lanjut ke Museum Angkut dan Batu Night Spectacular lho. Aku akan lanjutkan ceritanya di On Vacation to Bromo Malang Part 2.
Thank your for reading my blog, guys. Ada yang pernah ke Bromo dan punya kesan pesan lain juga? Yuk sharing di komentar :)
See you on my next post.
With love,
Novia.
All photos are shot by Yedija Luhur .
Thank your for reading my blog, guys. Ada yang pernah ke Bromo dan punya kesan pesan lain juga? Yuk sharing di komentar :)
See you on my next post.
With love,
Novia.
All photos are shot by Yedija Luhur .
No comments:
Post a Comment